IDENESIA.CO - Founder Blind Date Mahathir Al Afghani Zein bersama lima rekannya membuat ajang kencan untuk membantu mereka menemukan jodoh dengan cara yang sangat unik.
Di sebuah ruangan kafe Sabtu malam (3/2) ada lima wanita yang ditutup matanya. Dia duduk di depan meja di sebuah ruang yang sudah diseting romantis.
Di ruangan lain, menunggu pula lima pria jomblo. Sekira pukul 19.00, lima pria ini lantas diminta masuk ke dalam ruangan wanita tadi.
Namun, sebelum para pria ini masuk, mata mereka juga ditutup. Kemudian diarahkan oleh Mahathir duduk di depan para wanita itu.
Setelah diberi arahan terkait rule dari Blind Date ini, lima pasang yang memang baru kali pertama bertemu ini membuka penutup mata mereka. Setelah itu, beragam ekspresi ditunjukkan para peserta.
Ada yang senyum-senyum sendiri karena malu, ada yang gugup, namun ada pula yang langsung mengobrol untuk mencairkan suasana. Maklum, mareka tidak saling mengenal satu sama lain dan baru bertemu malam itu.
Mereka akan bersama sekira dua jam, di mana setiap 30 menit sekali mereka akan bertukar pasangan.
Hal ini untuk mencari dari peserta yang ikut kemarin yang mana yang menurut mereka paling cocok dengan kriteria mereka.
Ditemui di sela-sela acara, Mahathir mengatakan, kali pertama menggelar acara Blind Date ini Desember 2023 lalu.
Awal mulanya karena dia mendapat curhatan dari sahabatnya. Di mana karena kesibukan kerja, dia sulit mencari jodoh
"Terus orangnya mencoba mencari lewat aplikasi dating ternyata hasilnya zonk," tutur Mahathir.
Setelah itu, barulah dia mencari-cari, ternyata banyak yang bernasib sama dengan sahabatnya.
Sulit mencari pasangan karena sibuk bekerja. Akhirnya muncul ide tersebut, untuk mewadahi para jomblo yang sulit mencari pasangan.
"Kami tahu mereka bernasib sama, karena setiap kami membuka batch pendaftaran yang daftar bisa sampai 500 orang. Ini padahal sudah batch kelima yang kami buka," tuturnya.
Mahathir mengatakan, dia membuat wadah pencarian jodoh ini tidak dilakukan sembarang.
Dia dan timnya akan melihat lihat dari latar belakang, pekerjaan, motivasi dan kriteria pasangan yang diinginkan.
“Kemudian kami saring sesuai dengan kriteria mereka masing-masing. Setelah itu kami pertemukan dengan yang paling mendekati dari kriteria yang mereka inginkan saat mendaftar," ujarnya.
Untuk syarat, pria asal Colomadu, Kecamatan Karanganyar ini mengatakan, dari sisi umur minimal 21 sampai 46 tahun. Kemudian belum memiliki pasangan sama sekali, baik itu pacar bahkan istri.
"Karena banyak yang DM kami, kalau punya istri boleh ikut tidak, tentu kami melarang," tutur pria 24 tahun ini
Kemudian yang pria juga wajib berpenghasilan. Sebab, harapan setelah ini akan lanjut ke jenjang pernikahan.
Dari pengalaman sebelumnya yang dipertemukan di ajang ini, dari beberapa peserta ada masih berlanjut komunikasi sampai sekarang.
Kemudian mereka juga wajib mengikuti acara sampai selesai. Tidak boleh meninggalkan pasangan mereka di tengah acara. Kebanyakan malah habis acara selesai mereka masih asik mengobrol.
“Mungkin karena cocok juga dengan pasangan yang kita pilihkan," ungkap dia.
Apakah pernah kecolongan ada peserta sudah memiliki pasangan? Mahathir mengatakan sejauh ini belum pernah.
Sebab, mereka akan kroscek dulu latar belakang peserta dengan ketat. Salah satunya menelusuri dari media sosial mereka.
Untuk peserta, bukan dari Kota Solo saja. Namun dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Jogjakarta dan kota-kota besar lainnya.
Bahkan ada warga negara Malaysia yang ingin acara tersebut digelar di Negeri Jiran.
Karena baru kali ini bertemu, apabila canggung pihak panitia juga menyediakan kartu obrolan untuk membuka pembicaraan dengan lawan pasangan mereka.
"Yang unik, biasanya kadang saat penutupnya dibuka pada izin ke kamar mandi dulu, merapikan penampilan mereka masing-masing," ujarnya.
Ke depan, Mahathir berencana membuat event spesial untuk para janda dan duda yang ingin menikah kembali.
"Mungkin di batch enam nanti untuk event ini. Karena banyak juga yang bertanya, kalau statusnya janda-duda apakah boleh ikut. Ini akan coba kami fasilitasi," ujarnya.
(Redaksi)