Selasa, 22 Oktober 2024

AL-Imam AL-Faqih Muqaddam Muhammad BIN Ali Ba'alawi Ra, Sosok Imam yang Terkenal di Penduduk Langit

Selasa, 7 Maret 2023 23:45

POTRET - Makam Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam wafat pada tahun, 653 Hijriyah bertepatan dengan 1232 Masehi di kota Tarim./ Foto: IST

IDENESIA.COAl-Faqih Muqaddam adalah julukan yang ditujukan kepada Sayyidina Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohib Marbath, pendiri Tarekat Alawiyyin dan leluhur dari para keturunan Alawiyyin yang tersebar di Indonesia. Al-Faqih Muqaddam dilahirkan di Tarim, Hadramaut, Yaman Selatan, pada 574 H/1176 M.

Diriwayatkan, seorang Wali besar Habib Muhammad Abdurrahman Assegaf memberikan jawaban maqam (kedudukan di mata Allah SWT) tentang kedudukan mana yang lebih tinggi, beliau menjawab kedudukan diserahkan kepada Allah SWT, beliau menjelaskan Saydinia Al -Faqih Al Muqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawy Ra lebih  terkenal di penduduk langit dan Syekh Abdull Qodir Al-Jailany lebih terkenal di dunia.

Gelar Sayyidunal Imam Al Faqih Al Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbat artinya yang utama.

Jadi Imam Muhammad bin Ali Shahib Mirbat merupakan sosok Imam yang menyatukan seluruh guru-guru tarikat sufi dan asal-usul para pembesar ahli hakikat dari kalangan Bani Alawy.

Beliau merupakan salah satu pasak utama tarikat tasawuf dan tokoh ulama besar, Allah menampakkan pada diri beliau tanda-tanda kebesaran, mengalirkan melalui ucapannya berbagai macam hikmah dan membukakan baginya rahasia-rahasia ghaib.

Sayyiduna Faqih Muqaddam adalah guru dan imam bagi para guru tersebut bahkan mahaguru dan imam bagi setiap guru dan imam.

Inilah yang di ungkapkan oleh penyusun qosidah ini (Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad) menyebut beliau sebagai Syeikhus Syuyukh (mahaguru).

Gelar Al-Faqih Muqaddam

Gelar ini disematkan kepada Sayyidina Muhammad Ali bin Muhammad Shohib Marbath dikarenakan keutamaan ilmu beliau, khususnya ilmu Fikih dan Tasawwuf.

Al-Faqih Muqaddam adalah pelopor sekaligus imam bagi kaum “Mutasawwifin” di Tarim, Hadramaut. Bahkan, beliau adalah orang pertama yang menyandang gelar Syech bagi kaum sufi di Hadramaut.

Dalam dunia Tasawwuf, para wali sufi mempunyai “Khirqah” yang berbeda-beda antara satu dan lainnya, serta memiliki keistimewaan masing-masing. Syech Muhyiddin ibn Al-Arabi menjelaskan dalam bukunya “Al-Futuhat” bahwa Khirqah adalah “Perlambang dari persahabatan, Ta‘addub dan Takhalluq.”

Khirqah para Wali mempunyai nilai prestise tinggi bagi masing-masing Wali yang bersangkutan, begitu pula Al-Khirqah Sayyidina Al-Faqih Muqaddam mempunyai satu nilai keistimewaan yang telah melampaui dimensi pemikiran orang-orang yang dikatakan oleh kaum Sufi sebagai “Ahli Al-Khawwash.”

Khirqah yang beliau terima adalah Khirqah “Imamah Qutb Al-Kubra” yang merupakan perlambang dari “pangkat kepemimpinan tertinggi bagi para Wali dimasa itu”.

Khirqah ini beliau terima dari Syech Imam Qutb Al-Kubra Syu’aib bin Abu Al-Husain At-Tilamisany Al-Maghriby (Abu Madyan).

Silsilah Al-Faqih Muqaddam

Muhammad (Al-Faqih Muqaddam) bin Ali bin Muhammad Shohib Marbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja’far As-Shodiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zaenal Abidin bin Imam Husain RA bin Imam Ali Karramallahu Wajhah (Suami dari Sayyidina Fatimah putri Rasulullah SAW.)

Pernikahan Al-Faqih Muqaddam

Al-Faqih Muqaddam menikah dengan Sayyidah Zainab binti Ahmad bin Muhammad Shohib Marbath dan dikaruniai beberapa orang anak antara lain:

1. Sayyid Alwi Al-Ghuyur
2. Sayyid Abdullah
3. Sayyid Abdurrahman
4. Sayyid Ali
5. Sayyid Ahmad

Para Guru Al-Faqih Muqaddam

1. Syech Abdullah bin Abdurrahman Ba’ubayd
2. Al-Qodhy Ahmad bin Muhammad Ba’isa
3. Imam As-Syech Ali bin Ahmad bin Salim Bamarwan
4. Imam Muhammad bin Abu Al-Hub
5. Imam Al-Hafidz Al-Mujtahid As-Sayyid Ali bin Ahmad Bajudaid
6. Imam Salim bin Basri
7. Imam Muhammad bin Ali Al-Khatib
8. Sayyid Alwi bin Muhammad Shohib Mirbath
9. Syech Sufyan Al-Yamani
10. Syech Sa’id bin Isa Al-‘Amudy, dan masih banyak lagi yang la

Orang-orang yang menimba ilmu dari beliau adalah para Imam besar dari kalangan ahli fiqih, guru-guru tasawuf dan orang-orang shaleh, beliau berhasil menelurkan para imam besar dari kalangan auliya’ dan asfiya’ yang banyak sekali jumlahnya, disamping banyak para salikin yang menjadi murid beliau, beliau disepakati keimamannya.

Murid-murid Al-Faqih Muqaddam yang Terkemuka

1. Syekh Al Allamah Abdullah bin Muhammad bin Abdul Rahman Ba ‘Abbad(1)
2. Syekh Abdul Rahman bin Muhammad Ba A’bad(2)
3. Syekh Abdullah bin Ibrahim Qusyair(3)
4. Syekh Said bin Umar Bal Haf(4)
5. Syekh Ibrahim bin Yahya Ba fadhal(5)
6. Syekh Ali bin Muhammad Al Khatib(6)
7. Syekh Ahmad bin Muhammad AlKhatib(7)
8. Syekh Sa’ad bin Abdullah Akdar(8)
9. Syekh Alawi bin Al Faqih Al Muqaddam
10. Syekh Abdullah bin Alfaqih Al Muqaddam
11. Syekh Ahmad bin Al faqih Al Muqaddam
12. Syekh Abdullah bin Alawi bin Al faqih Al Muqaddam
13. Syekh Abu Bakar bin Ahmad bin Al Faqih Al Muqaddam

Seluruh imam di masanya mengakui keunggulannya dan kesempurnaan keimaman dan sifat warisan Nabawi yang agung pada diri beliau, mereka melihat pada diri beliau sifat-sifat para Khulafa’ Rasyidin, tanda-tanda para Siddiqin, rahasia para Muqarrabin dan keistimewaan para ulama besar lainnya.

Diakui oleh para ahli kasyaf bahwa setiap saat beliau senantiasa mabuk karena minuman cinta yang murni kepada Allah, hingga di akhir umurnya beliau mendapat berbagai anugerah yang sangat agung.

Dan penyaksian hakikat serta anugerah rahasia Ladunni yang sangat besar, hal ini menyebabkan beliau hilang kesadaran selama ‘seratus malam’ .

Beliau berdiri tenggelam dalam lautan-lautan rahasia illahi, hilang dari apapun yang selain Tuhannya, senantiasamelazimi-Nya tanpa makan dan minum.

Di saat tidak sadarkan diri itu dikatakan pada beliau:

“Kullu Nafsin Dzaa-iqotul Maut," yang artinya Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.” (Qs. Ali Imran: 185).

Beliau menjawab: “Aku tidak memiliki jiwa, dikatakan lagi:

“Kullu Man ‘Alayhaa Faan.”

“Dan apa saja yang ada di atas bumi akan lenyap.” (Qs. Ar Rahman: 26).

Beliau menjawab: “Aku tidak di atasnya.”

Dikatakan lagi:

“Kullu Syay-in Haalikun Illaa Wajhahu.”

“Segala sesuatu akan binasa, kecuali Dzat Allah.” (Qs. Al Qashash: 88).

Beliau menjawab: “Aku besasal dari cahaya wajah-Nya.”

Dalam keadaan dibawah titik kesadaran itu beliau mengabarkan hal-hal ghaib yang akan terjadi di masa depan. 

Rahasia-rahasia illahi dan ilmu-ilmu alam malakut, dalam keadaan itu beliau mengabarkan bahwa akan terjadi kebakaran besar di Baghdad dan khalifah yang berkuasa akan terbunuh, ternyata apa yang beliau kabarkan terjadi, beliau juga memberitahu tentang banjir bandang yang akan terjadi.

Beliau mengatakan: “Sesungguhnya lautan telah mengalami air pasang besar,” ternyata terjadilah banjir bandang di Hadhramaut yang memakan korban sekitar empat ratus jiwa dan menghancurkan beberapa kota, banjir ini disebut dengan Jahisy.”

Selain di Hadhramaut juga terjadi banjir bandang di Baghdad tepatnya pada bulan Jumadil Akhir tahun 654 H.

Kala itu sungai Dajlah mengalami air pasang hingga menjebol bendungan dan pintu kota yang menghancurkan rumah menteri dan para Punggawa khalifah semuanya sekitar 330 rumah dan menelan banyak korban jiwa akibat terkena reruntuhan rumah di samping banyak korban lainnya yang tenggelam dalam kejadian itu.

Peristiwa ini diceritakan oleh Sayyid Al Allamah Muhammad bin Abu Bakar Syillih dalam kitab Masyra’ Rawi, beliau telah menyebutkan bahwa Sayyidina Faqih Muqaddam menyebutkan kejadian banjir yang akan terjadi di Baghdad itu saat beliau dalam keadaan dibawah titik kesadaran itu, beliau juga mengabarkan akan terjadi kebakaran di masjid Nabawi dan ternyata di hari pertama bulan Ramadhan sekitar tahun 656 H terjadilah kebakaran di masjid itu, beliau juga memberitahukan tentang serbuan tentara Tatar dan khalifah akan terbunuh pada bulan Shafar tahun 650 H.

Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam wafat pada tahun, 653 Hijriyah bertepatan dengan 1232 Masehi di kota Tarim.

(Redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat