IDENESIA.CO – Persaingan menuju skuad final Timnas Indonesia U-23 untuk SEA Games 2025 semakin memanas. Dalam sesi pemusatan latihan (TC) yang digelar di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/11/2025) sore, muncul tiga wajah baru yang mencuri perhatian Luke Xavier Keet, Reycredo Beremanda, dan Muhammad Mishbah. Ketiganya merupakan pemain diaspora Indonesia yang kini resmi memiliki paspor Indonesia.
Namun, yang mengejutkan adalah bahwa ketiga pemain ini bukan bagian dari panggilan resmi pelatih Indra Sjafri maupun manajer tim. Mereka justru datang atas keinginan dan inisiatif sendiri untuk mengikuti seleksi.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Manajer Timnas Indonesia U-23, Sumardji, yang menegaskan bahwa tidak ada undangan khusus dari pihak tim pelatih kepada tiga pemain tersebut.
“Tiga pemain itu dua dari Liga Filipina dan satu dari Liga Yunani. Memang coach Indra tidak memanggil secara langsung, dan saya tidak memanggil secara langsung. Tetapi mereka datang karena memiliki keinginan sendiri untuk ikut seleksi,” ujar Sumardji di Stadion Madya GBK.
Ketiga pemain diaspora yang ikut serta dalam latihan memiliki latar belakang berbeda-beda, namun semuanya telah memenuhi syarat kewarganegaraan untuk membela Timnas Indonesia.
1. Luke Xavier Keet
-
Posisi: Winger
-
Klub: GS Illioupolis (Liga Yunani Divisi 2)
-
Keterangan: Pemain berusia 21 tahun ini dikenal memiliki kecepatan dan kemampuan dribel yang baik. Ia lahir dari keluarga Indonesia yang bermigrasi ke Eropa dan kini mengambil kesempatan untuk membuktikan diri di skuad Garuda Muda.
2. Reycredo Beremanda
-
Posisi: Winger kiri
-
Klub: Aguilas UMak (Filipina)
-
Keterangan: Memiliki kelebihan dalam akselerasi dan kemampuan cut-inside, Reycredo sempat mengikuti beberapa trial di klub Asia Tenggara sebelum menetap di Filipina.
3. Muhammad Mishbah
-
Posisi: Gelandang serang
-
Klub: Aguilas UMak (Filipina)
-
Keterangan: Dikenal sebagai playmaker yang memiliki visi bermain cukup baik, Mishbah menjadi salah satu pemain diaspora yang paling berambisi bergabung ke Timnas U-23.
Kehadiran mereka menambah warna baru dalam TC Garuda Muda dan sekaligus menandai semakin tingginya minat pemain diaspora yang ingin memperkuat Indonesia.
Dalam konferensi pers dadakan, Sumardji menegaskan bahwa ketiga pemain tersebut datang dengan motivasi tinggi. Mereka ingin menunjukkan kemampuan serta berharap bisa masuk daftar resmi pemain yang dipanggil ke SEA Games mendatang.
“Saya ngomong seleksi, atau dicoba apakah sesuai dengan karakter atau keinginan pelatih. Tiga pemain ini harus melalui proses yang sama seperti pemain lain,” kata Sumardji.
Ia juga menegaskan bahwa status diaspora tidak akan dijadikan jaminan untuk lolos seleksi. Semua pemain, baik yang datang dari luar negeri maupun dari Liga 1, akan dinilai berdasarkan kualitas.
“Kalau nanti hasil uji coba tiga pemain ini tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, maka kami tidak akan memanggil mereka, Ini saya luruskan, karena banyak yang bertanya kepada saya soal tiga pemain ini,” tambahnya. tegasnya.
Artinya, kehadiran mereka dalam TC murni sebagai bentuk uji kemampuan, bukan bagian dari rencana awal tim pelatih.
Pemusatan latihan Timnas Indonesia U-23 kali ini diikuti 33 pemain, baik yang bermain di kompetisi domestik maupun luar negeri. Pelatih Indra Sjafri akan melakukan pengurangan pemain dalam beberapa tahap, setelah menilai kemampuan mereka melalui sesi latihan intensif, gim internal, serta uji tanding.
Indra Sjafri sendiri dikenal ketat dalam menyeleksi pemain. Ia lebih mengutamakan karakter, sikap, serta kemampuan beradaptasi dalam sistem permainan yang ia terapkan.
Pelatih yang membawa emas SEA Games 2023 itu memiliki skema permainan ofensif dengan pressing agresif. Oleh karena itu, setiap pemain, termasuk tiga diaspora baru, harus mampu menunjukkan kemampuan dalam taktik, dinamika permainan, serta ketahanan fisik.
SEA Games 2025 menjadi ajang penting bagi Timnas Indonesia U-23. Sebagai juara bertahan, ekspektasi publik terhadap skuad Garuda Muda sangat tinggi. PSSI menargetkan kembali meraih emas setelah kesuksesan di SEA Games dua tahun lalu.
Kehadiran pemain diaspora seperti Luke, Reycredo, dan Mishbah bisa menjadi angin segar, terutama jika mereka mampu menunjukkan kualitas di atas rata-rata. Namun, semuanya harus melewati seleksi ketat yang telah menjadi standar pelatih Indra.
Pengamat sepak bola nasional menilai bahwa pembukaan kesempatan seleksi bagi diaspora merupakan langkah positif dalam memperluas pool pemain Indonesia. Namun, mereka tetap mengingatkan bahwa kompetisi ketat di level domestik juga menjadi indikator penting dalam menentukan kualitas pemain.
Kehadiran tiga pemain diaspora baru dalam latihan Timnas Indonesia U-23 memang menjadi sorotan. Namun kehadiran mereka bukan karena panggilan, melainkan murni tekad pribadi.
(Redaksi)
