IDENESIA.CO - Apakah Anda pernah mendengar pola makan clean eating atau malah Anda sudah melakukannya? Benarkah pola makan satu ini benar-benar baik untuk dilakukan dan tidak memiliki dampak yang berbahaya?
Dokter spesialis gizi dr Johanes Chandrawinata SpGK memberi penjelasan.
Clean eating sejauh ini belum memiliki definisi yang pasti.
Namun, clean eating dapat diartikan sebagai mengonsumsi makanan yang sehat dan segar dengan memperhatikan isi makanan.
"Bisa berarti makan makanan yg utuh (sedikit sekali diproses), bisa berarti diet vegan, dan bisa juga diet gluten free atau dairy free," ungkapnya (10/7/2024).
Namun, dr Johanes mengingatkan clean eating tidak otomatis membuat seseorang menjadi sehat.
Misalnya, keripik kentang yang digoreng dengan minyak kelapa dan sea salt adalah produk clean eating.
Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan tentu tidak menyehatkan.
Selain itu, saat diet dengan clean eating, seseorang harus menghindari semua hal yang kimiawi seperti pestisida dan herbisida.
Nah, dr Johanes pun memberikan tips diet clean eating yang tetap menyehatkan.
Di antaranya menghindari makanan olahan seperti sosis, corned beef, daging asap, tepung, gula, pemanis buatan, makanan yang diawetkan dan sebagainya.
Makanan yang mengandung zat warna, perasa buatan, lemak jenuh dan lemak trans juga harus dihindari.
Selama clean eating, konsumsi adalah makanan seimbang dengan fokus pada whole grain, buah, sayur, lemak dan protein.
Clean eating juga menganjurkan kontrol porsi makan. Cara makan clean eating sebagai berikut:
1. Makan porsi kecil 6 kali sehari
2. Sarapan setiap hari dalam waktu 1 jam setelah bangun pagi
3. Makan protein tanpa lemak dan karbohidrat tinggi serat setiap kali makan
4. Konsumsi buah segar dan sayur segar untuk mendapatkan serat pangan, vitamin, zat gizi dan enzim
5. Perhatikan porsi makan anda
6. Minum 2 sampai 3 liter air setiap hari
(Redaksi)