Jumat, 22 November 2024

Eks Dubes RI, Sri Astari Rasjid Wafat di Usia 69 Tahun

Senin, 12 Desember 2022 23:26

POTRET - Sri Astari Rasjid | Foto: Dok. Galeri Nasional Indonesia Kemdikbud

IDENESIA.CO - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria, Albania, dan Macedonia, Sri Astari Rasjid meninggal dunia pada Minggu (11/12/2022).

Kabar meninggalnya Sri Astari Rasjid pertama kali diketahui dari akun Instagram Butet Kartaredjasa pada Minggu malam.

“SELAMAT JALAN ASTARI. Sore tadi jam 17.36 saya kirim video ke mbak Astari, mendorong dia supaya optimis dapet mukjizat. Eh jam 19.48 waktu Singapore mbak Astari berpulang mendahului kita,” tulis Butet (@masbutet) pada Minggu (11/12).

Astari meninggal dunia pada usia 69 tahun di Singapura. Jenazahnya akan dibawa pulang ke Indonesia dan disemayamkan di rumah duka sebelum dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.

Selain pernah menjadi Duta Besar, Astari Rasjid juga dikenal di dunia seni Indonesia. Berikut profil dari Astari Rasjid seperti dilansir dari Hypeabis.id Profil Sri Astari Rasjid Sri Astari Rasjid lahir di Jakarta pada 1953.

Dia merupakan alumni Sastra Inggris Universitas Indonesia pada 1973. Setelah lulus, Astari lalu melanjutkan studi ke Lucy Clayton School of Fashion Design di Inggris (1976), Art Department University of Minnesota (1987), dan Art Course di Royal College of Art, Inggris (1988).

Dikutip dari galnasonline, selama aktif berkesenian, Astari sudah malang melintang dalam berbagai pameran, baik tunggal dan kolektif. Beberapa di antaranya adalah, Noktah Contemporary Art, di Amerika Serikat (1991), His/Hers Exhibition di Vanessa Art Link 798 District, Beijing - Tiongkok (2008), hingga Aku Diponegoro The Prince in Our Memory di Galeri Nasional Indonesia (2015).

Selain menghasilkan karya seni rupa, Astari juga beberapa kali ikut terlibat produksi seni pertunjukan. Termasuk kolaborasi Tari Bedoyo berjudul Garba, di Yogyakarta pada 2016, serta menjadi art director untuk pertunjukan Pulung Gelung Drupadi, yang dipentaskan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada 2014.

Astari diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria, Albania, dan Makedonia Utara periode 2016-2020. Selama menjabat sebagai diplomat, Istri dari Haroen Al Rasjid itu juga menuliskan aktivitasnya dalam buku Art of Diplomacy (2020).

Tak hanya itu, lewat diplomasi budayanya, Astari juga diganjar penghargaan Madara Horseman 1st Degree State Order dari Presiden Republik Bulgaria Rumen Radev di akhir masa jabatannya pada 2020.

Beberapa karya ikonik Astari adalah seni patung berjudul La Vie En Rose (2006), yang menampilkan tas tangan yang diisi dengan mawar dan senapan.  Abandoning Virility (2002) yang dibuat saat merenungkan hidup dan mati, serta Armors for Change (2021), seri instalasi kebaya dari alumnunium sebagai ide jimat untuk melindungi jiwanya. Adapun, salah satu karya terbarunya adalah pameran bertajuk Sarinah yang dipamerkan di Distrix Seni Sarinah Jakarta pada awal Juli 2022.

Pada gelaran tersebut, Astari membuat karya seni wayang golek berukuran hampir 2 meter yang mengenakan kebaya dan menggendong seorang boneka anak-anak.

Dalam catatan terkait acara itu, dia mengutip pepatah lama penyair Amerika, William Ross Wallace berbunyi the hand that rocks the cradle is the hand that rules the world. “Itu adalah tangan para ibu, tangan Mothers, tangan Perempuan dan juga tangan Sarinah,” tulisnya.  

(Redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat