Rabu, 23 Oktober 2024

Asal Usul Ayam Cemani, Miliki Ciri-ciri Berwarna Hitam hingga Harga Fantastis

Jumat, 18 Oktober 2024 17:34

POTRET - Ayam Cemani berwarna hitam yang berasal dari Indonesia./ Foto: Istimewa

IDENESIA.CO - Ayam Cemani merupakan ayam berwarna hitam yang berasal dari Indonesia denga ciri-ciri bulu, paruh, bahkan hingga organnya. Jenis ayam ini tergolong langka, dan harganya bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Di Indonesia, Ayam cemani adalah hewan khas Indonesia yang lekat dengan dunia gaib dan penuh misteri dan memiliki harga fantastis. 

Menurut penelitian, daging ayam cemani lebih banyak mengandung hemoglobin dibandingkan ayam kampung biasa. Oleh karena itu, daging ayam ini sangat baik dikonsumsi ibu hamil.

Ayam Ayam cemani merupakan salah satu varietas ayam kampung. Oleh karena itu, sama seperti varietas daging ayam kampung lain, daging ayam cemani ketika dimasak tidak mudah hancur dan rasanya lezat.

Melansir Harian Kompas, arti kata cemani dalam bahasa Sansekerta adalah hitam. Ayam Cemani berasal dari jawa, tepatnya di daerah Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Ayam ini telah ada sejak zaman dahulu kala dan memiliki makna kultural dan spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat. Di sepanjang jalan raya Kedu Parakan, akan terlihat beberapa tempat yang menawarkan ayam tersebut. Dari tempat ini kemudian ayam-ayam ini menyebar. Tidak hanya ke seluruh Indonesia, namun juga mancanegara.

Di dunia, diperkirakan ada empat negara yang memiliki ayam berwarna hitam legam. Selain ayam cemani Indonesia, ada pula ayam silkie dari China, black h‘mong dari Vietnam, dan svarthöna dari Swedia. Namun, hanya ayam cemani yang memiliki warna hitam mengkilat memikat. Harganya yang tinggi membuatnya dijuluki ayam Lamborghini.

Karakteristik Ayam Cemani

Dalam buku 7 Jurus Sukses (2010) yang disusun Redaksi Trubus dan situs indonesia.go.id, ayam cemani memiliki ciri khas warna hitam yang total dari luar sampai ke dalam, yakni pada bulu, muka, paruh, jengger, kaki, mata, kuku, lidah, bahkan daging dan tulangnya.

Spesies bernama latin Gallus gallus domesticus ini ditemukan di Desa Kedu, Desa Beji, dan Desa Kahuripan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Ayam ini juga disebut ayam kedu.

Ayam ini bisa digunakan sebagai koleksi, dimanfaatkan dagingnya, telurnya. Ada juga yang meyakini berkhasiat jika dimakan, dan sebagian orang memelihara ayam ini karena hal mistis.

Adapun bobot ayam cemani jantan biasanya berkisar 1,6-3,3 kg/ekor, sedangkan ayam cemani betina 1,4-2,5 kg/ekor..

Sejarah Ayam Cemani

Sejarah atau asal-usul ayam cemani di Indonesia sebetulnya masih menjadi misteri. Namun berbagai sumber menyebut ayam ini awalnya berasal dari Desa Kedu.

Dilansir dari National Geographic, referensi tentang ayam bertulang hitam salah satunya bersumber dari tulisan Marco Polo yang melakukan perjalanan ke Asia pada tahun 1298.

Dia mendeskripsikan 'memiliki bulu seperti kucing, berwarna hitam, dan bertelur paling baik'. Namun hal ini lebih mirip dengan ayam silkie yang bulunya halus, berbeda dengan cemani.

Leif Andersson, seorang ahli genetika di Universitas Uppsala di Swedia yang mempelajari genetika hewan peliharaan, memperkirakan ayam cemani belum ada di masa itu. Ayam cemani diperkirakan baru dikembangbiakkan melalui mutasi genetika.

Fakta Sains tentang Ayam Cemani

Ayam cemani bukan satu-satunya ayam berwarna hitam. Beberapa ayam hitam memiliki lidah merah muda, mata cokelat, dan memiliki daging hitam. Unggas lain tersebut antara lain Bohuslän-Dals svarthöna dari Swedia, Black H'Mong dari Vietnam, dan Silkie dari Amerika.

Leif Andersson mengatakan ayam cemani yang memiliki warna hitam luar dan dalam mengalami penataan ulang genom yang kompleks. Ini disebut sebagai fibromelanosis atau hiperpigmentasi kulit.

Andersson menjelaskan, sebagian besar vertebrata memiliki gen Endothelin 3 atau (EDN3), yaitu gen yang mengontrol warna kulit.

Pada ayam normal, sel-sel tertentu seperti pada kulit dan folikel bulu menampakkan EDN3. Ini kemudian memicu migrasi melanoblas atau sel-sel yang kemudian menciptakan warna.

Pada ayam cemani, hampir seluruh sel tubuhnya menampakkan EDN3 hingga 10 kali lebih banyak dari ayam biasa. Jika EDN3 terlalu banyak di tempat yang salah, maka sel pigmen juga akan berada di tempat yang salah. Akibatnya, daging dan tulangnya ikut berwarna hitam.

Meski demikian, mutasi ini sepertinya tidak berdampak buruk pada kesehatan ayam tersebut. Malahan, warna hitam total ini membuatnya unik dan menjadi lebih berharga.

Jenis Ayam Cemani

Dalam buku Karakterisasi dan Keragaman Genetik Ayam Lokal Indonesia (2019) oleh Budi Setiadi Daryono dan Ayudha Bahana Ilham Perdamaian, ayam cemani tidak hanya ada satu jenis.

Ayam cemani bisa dibedakan jenisnya berdasarkan karakter bulunya. Ada empat jenis ayam cemani jika dilihat dari bulunya, yaitu cemani normal, gundul (berbulu tipis), walik (bulunya terbalik) dan rajeg wesi (bulunya putih tetapi jeroannya hitam).

Sedangkan berdasarkan warna lidahnya, ayam cemani dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu lidah biasa, lidah abu, dan lidah hitam.

Mitos dan Kepercayaan seputar Ayam Cemani

Masyarakat lokal meyakini kepercayaan tertentu tentang ayam cemani ini. Dikutip dari indonesia.go.id, ayam ini konon dikembangkan pertama kali oleh Ki Ageng Mangkuhan pada masa Majapahit.

Ki Ageng Mangkuhan membudidayakan ayam ini karena dianggap berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh dan juga sebagai pelengkap ritual.

Ada tiga fungsi mistis yang dipercayai masyarakat, yaitu cemani widitra, cemani warastratama, dan cemani kaikayi yaitu untuk penolak bala, sihir, sampai untuk upacara adat.

Saat musim pernikahan atau khitanan, ayam cemani menjadi binatang yang banyak dicari. Di bulan lainnya, masyarakat mencari ayam cemani sebagai pelengkap ritual. Ayam ini diyakini bisa menghindari santet, atau syarat agar dagangan laris.

Harga Pasaran Ayam Cemani

di tahun 2010-an, harga ayam cemani melambung jauh karena masih sulit diperoleh. Sepasang anakan ayam cemani bisa mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu. Sedangkan sepasang indukan ayam cemani bisa mencapai belasan juta rupiah. Bahkan sebelum tahun 2010, harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Banyaknya berkembang biak ayam cemani semakin menurunkan harganya, Bahkan, di sejumlah toko online, ayam cemani anakan usia 1 bulan dijual sekitar Rp 100 ribu, sedangkan ayam cemani dewasa sekitar 6 bulan-1 tahun dijual Rp 900 ribu sampai Rp 2 juta.

(Redaksi) 

 

 

Tag berita:
IDEhabitat