IDENESIA.CO - Wilayah Indonesia Timur biasanya terkenal akan keindahan alamnya.
Salah satu wilayah Indonesia Timur yang kerap dikunjungi wisatawan yaitu Pulau Saparua.
Pulau Saparua terletak di Kepulauan Maluku.
Pulau ini dapat ditempuh sekitar 1 jam dari Ambon.
Pulau Saparua menawarkan pesona alam yang begitu memanjakan mata.
Selain pesona alam, Pulau Saparua juga memiliki jejak-jejak sejarah dari masa penjajahan.
Benteng Duurstede
Di Pulau Saparua, pengunjung biasanya mengunjungi benteng yang paling bersejarah yaitu Benteng Duurstede.
Benteng Duurstede merupakan bangunan peninggalan sejarah pada masa lampau.
Benteng ini pertama kali dibangun oleh Portugis pada tahun 1676.
Kemudian, benteng direbut dan dibangun kembali tahun 1691 oleh Gubernur Ambon Mr. N. Schaghen.
Benteng dibangun di atas bukit karang di tepi laut. Pembangunan benteng ini juga karena Fort Hollandia sudah dianggap tidak layak digunakan.
Kilas balik ke abad ke-16, saat itu Maluku tengah menjadi pusat perhatian bagi negara-negara Barat untuk menanamkan kekuasaan dan menguasai rempah-rempah.
Pada masa itu, Saparua sendiri merupakan daerah utama penghasil cengkeh.
Nama Duurstede berarti kota mahal, benteng ini sangat penting dari segi lokasi untuk kepentingan militer.
Keberadaan benteng ini berfungsi sebagai bangunan pertahanan dan pusat pemerintahan VOC selama menguasai wilayah Saparua.
Benteng ini dibangun di puncak bukit karang setinggi 7 meter dengan tinggi tombak benteng rata-rata lima meter, ketebalan 1,25 meter dan terdapat celah-celah untuk menempatkan meriam.
Di sisi barat dan timur benteng terdapat pos pengintai.
Di area benteng ini juga ada lima meriam dan sumur. Sejak tahun 1902 benteng tak lagi difungsikan dan hingga kini masih berdiri kokoh, serta banyak dikunjungi wisatawan.
Rumah Kapitan Pattimura
Selain Benteng Duurstede, wisatawan juga bisa mengunjungi Rumah Pattimura di Desa Haria.
Di rumah tersebut ada banyak peninggalan dari Thomas Matulessy yang dikenal sebagai Kapitan Pattimura, pahlawan nasional dari Saparua.
Rumah Pattimura berjarak sekitar lima kilometer dari pusat kota Saparua.
Di sana pengunjung bisa melihat benda-benda peninggalan seperti pakaian perang, parang, sampai catatan silsilah keturunan Pattimura. (redaksi)