IDENESIA.CO - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pihaknya tidak perlu senjata nuklir untuk memenangkan perang Ukraina, bahkan Rusia bisa saja melakukan uji coba senjata nuklir dikatakan pada saat menghadiri sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St Petersburg pada Jumat (7/6) waktu setempat,
Putin menyatakan tak mau pamer (meningkatkan perang menjadi perang nuklir) Itu adalah ucapan paling keras Putin terkait perang Ukraina yakni konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.
Ucapan Putin itu, juga menjadi sinyalemen kalau Moskow tidak mau memperburuk perang Ukraina dengan menjadikannya perang nuklir. Perang Ukraina meletup pada Februari 2022.
Dalam St Petersburg International Economic Forum, moderator Sergei Karaganov yang juga analis senior dari Rusia melayangkan pertanyaan pada Putin apakah Rusia harus mengacungkan pistol nuklirnya ke negara-negara Barat atas nama Ukraina, Putin menjawab dia tidak melihat adanya alasan untuk menggunakan senjata-senjata semacam itu.
“Penggunaan senjata ini (nuklir) hanya dilakukan untuk kasus-kasus dengan pengecualian, seperti ancaman terhadap kedaulatan dan integritas teritorial negara. Saya tidak merasa kasus semacam ini akan muncul. Tidak perlu,” kata Putin.
Moskow menilai Krimea yang diambil dari Ukraina pada 2014 dan empat wilayah lainnya di Ukraina sekarang menjadi bagian tak terpisahkan dari teritorial Rusia. kondisi ini telah meningkatkan kemungkinan serangan nuklir jika Kyev bertekat merebut kembali wilayah-wilayah itu. Ukraina telah meningkatkan serangan drone dan rudal ke target-target Rusia, di antaranya Krimea dan berjanji akan memukul mundur seluruh pasukan Rusia dari teritorialnya
Putin meyakinkan pihaknya tidak mengubah doktrin Rusia soal nuklir yang mengatur soal kondisi bagaimana senjata-senjata dapat digunakan. Putin juga menyebut jika diperlukan Rusia bisa saja melakukan uji coba senjata nuklir, namun dia melihat hal ini belum diperlukan saat ini. Rusia dan Amerika Serikat memiliki hampir 90 persen senjata nuklir dunia.
Sebelumnya, Putin pada 6 Juni 2024 mengkritik pengiriman senjata jarak jauh negara-negara Barat ke Ukraina, dengan alasan Moskow dapat mempersenjatai negara lain dengan senjata serupa untuk menyerang sasaran-sasaran di Barat.
Komentar tersebut – yang disampaikan Putin setelah beberapa negara Barat termasuk Amerika Serikat memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia. Tindakan ini disebut Moskow sebagai salah perhitungan besar.
(Redaksi)