Minggu, 6 Oktober 2024

Jejak Situs Sejarah di Karst Sangkulirang-Mangkalihat, Jadi Penanda Peradaban Awal Manusia di Nusantara

Senin, 19 Desember 2022 15:51

PEMANDANGAN: Karst Sangkulirang-Mangkalihat

IDENESIA.CO - Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki situs sejarah yang luar biasa. Bukan soal Kerajaan Martapura, atau kerajaan hindu tertua di Nusantara.

Jauh sebelum itu, Kaltim telah memiliki budaya leluhur yang bernilai luar biasa.

budaya leluhur itu adalah lukisan tangan purba di Karst Sangkulirang-Mangkalihat.

Lukisan tangan purba itu jadi penanda peradaban awal manusia di Nusantara.

Untuk diketahui, Karst Sangkulirang Mangkalihat terletak di Kabupaten Kutai Timur, Kaltim.

Seperti halnya kawasan karst, lokasi dari Sangkulirang Mangkalihat ini pun dikelilingi oleh dinding-dinding terjal, gua bawah tanah dengan ukiran alam eksotis, serta perbukitan hijau yang membuat travelers terkagum-kagum.

Keindahaan kelompok karst berukuran raksasa ini membentang dari Kabupaten Kutai Timur hingga ke Kabupaten Berau.

Kawasan ini punya luas mencapai 1,8 juta hektar.

Bahkan, area ini punya kawasan ekosistem inti seluas 550.000 hektar.

Sungguh menjadi aset bangsa yang sangat berharga karena memiliki nilai ekonomi, budaya, sosial, dan ilmiah.

Menurut hasil penelitian, kawasan karst ini memberi informasi tentang jejak manusia purba yang bisa dilihat dari lukisan tangan, gambar perahu, dan lukisan berbagai jenis binatang yang tergambar jelas pada dinding-dinding gua dan konon telah ada sekitar 10.000 tahun SM.

Di sini juga ditemukan tulang, wadah yang terbuat dari tanah liat, serta alat-alat yang terbuat dari batu.

Masih dari hasil penelitian, diperkirakan penyebaran rumpun manusia purba Austronesia diawali dari pegunungan karst Sangkulirang.

Ini artinya, Karst Sangkulirang Mangkalihat menjadi titik awal kemunculan manusia purba yang ada di bumi pertiwi.

Ketika dieksplorasi, kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat memiliki beberapa bagian pada puluhan gua berlorong panjang dengan hiasan ornamen alami beserta stalagtit dan stalagmit mengagumkan.

Sedangkan flowstone yang terjajar indah memancarkan kristal kalsit yang memukau mata.

Mengeksplorasi gua-gua bawah tanah juga menjadi tantangan sendiri buat para penjelajah karena ketinggian air pada tiap-tiap spot berbeda.

Selain potensi sungai bawah tanah yang bisa dimanfaatkan, kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat juga punya potensi alam lain yang bisa meningkatkan nilai ekonomi, seperti hutan kayu dan non kayu, batuan mineral, potensi wisata alam, serta sarang burung walet yang cukup menjanjikan.

Tidak hanya itu, keanekaragaman hayati begitu berlimpah yang ditawarkan kawasan karst ini juga sangat kaya karena tempat ini dihuni oleh hewan endemik seperti orangutan.

Di tempat ini juga terdapat situs berharga, seperti untuk bidang paleontologi, arkeologi, situs fosil, struktur geologi-mineral, litologi, serta beragamnya flora dan fauna endemik.

Untuk itu, Pemprov Kaltim, bekerjasama dengan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada, berupaya menyusun draft Rencana Induk Geopark Sangkulirang-Mangkalihat.

Targetnya, gugusan karst ini bisa mendapat pengakuan sebagai warisan geologi oleh Kementerian ESDM RI.

“Kita masih menyusun draft rencana induk geopark Sangkulirang-Mangkalihat, memang penetapan warisan geologi masih berproses, dan diharapkan tahun depan 2023 sudah bisa ditetapkan warisan geologinya oleh Menteri ESDM,” kata Sri Wahyuni, Sekprov Kaltim.

Dalam draft Rencana Induk Geopark Sangkulirang-Mangkalihat, ada 26 geositus yang diusulkan ke Kementerian ESDM.

“Kita juga paralel menyusun rencana induk geopark, supaya nanti pengusulan proposal geopark sudah bisa jalan,” lanjutnya.

Prof Eko Haryono, Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM, melaporkan draft rencana induk telah berproses 50 persen.

Draft ini nantinya akan jadi syarat penyusunan geopark Sangkulirang Mangkalihat.

“Langkahnya warisan geologi dulu, setelah warisan geologi baru bisa Geopark ditetapkan, tapi untuk ditetapkan Geopark harus ada rencana induk, dan ternyata dalam rencana induk itu juga disyaratkan, tidak hanya visi dan misinya, indikasi programnya apa, termasuk juga pengelolaannya,” ungkapnya. (redaksi)

 

 

 

 

Tag berita:
Berita terkait
IDEhabitat