Jumat, 22 November 2024

Asal-usul dan Sejarah

Menara Babel Simbol " Keangkuhan Manusia" Kepada Tuhan

Selasa, 6 Desember 2022 16:0

POTRET -Ilustrasi Menara Babel lambang "Keangkuhan Manusia" . / Foto: IST

IDENESIA.CO - Menara Babel merupakan salah satu menara tertinggi di dunia yang mencapai 2484 meter hingga tak tertandingi dengan bangunan manapun.

Bangunan besar menjulang melewati awan yang melambangkan ‘kesombongan’ di setiap keyakinan itu dibangun setelah banjir besar di zaman Nabi Nuh.

Dikisahkan dalam Alquran, perjalanan Nabi Ibrahim AS melawan Raja Namrud yang kejam dan mengingkari keesaan Allah SWT. Ketika Nabi Ibrahim AS berusia 10 tahun, Dia sudah mendesak orang-orang untuk menyembah Allah SWT.

Suatu hati, Ibrahim memasuki kuil berhala dan tidak ada seorangpun waktu itu lalu Dia pun menghancurkan semua berhala kecuali berhala terbesar dan melatakkan kapak di pangkuan berhala.

 

Ketika para Imam memasuki kuil, mereka kemudian sangat marah dan melihat Nabi Ibrahim, mereka menuduhnya sebagai penista. Tetapi nabi Ibrahim mengatakan bahwa telah terjadi pertengkaran antara para dewa dan berhala yang lebih besar telah menghancurkan berhala lainnya.

Merasa dibohongi, Raja Namrud yang berkuasa, lalu menyiapkan tungku yang besar dan membara kemudian memerintahkan Nabi Ibrahim untuk segera dimasukkan ke dalam tungku.

Tunggu itu sangat panas sehingga tidak ada yang berani cukup dekat untuk melaksanakan perintah Raja Namrud. Dalam keadaan kaki dan tangan terkat, Nabi Ibrahim akhirnya dilemparkan ke dalam api, tetapi Allah menyelamatkan sehingga Ia merasa api itu sejuk seperti disiram air.

Nabi Ibrahim pun keluar tanpa terluka, tetapi Raja Namrud kemudian mengatakan bahwa Dia harus melihat Tuhan yang diyakini Nabi Ibrahim atau ingin membunuh-Nya.

Dalam hal menentang kenyakinan Ibrahim, Namrud mulai membangun menara tinggi dan berharap memasuki surga untuk menemui dan membunuh Tuhan yang diyakini Nabi Ibrahim.

Menara tersebut dinamakan menara Babel, dikisahkan mencapai ketinggian tertinggi dan memiliki tujuh puluh cerita dan tujuh puluh tiga bahasa yang diucapkan dan tempat yang sama, sehingga gema suara itu terdengat sangat besar.

Tetapi menara itu runtuh dan Namrud gagal menggapai harapan seperti yang direncanakannya. Menurut sejarah, sisa-sisa menara Babel berada di Baghdad. (Redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat