IDENESIA.CO - Sebelum tahun 1953, tidak ada satupun sekolah lanjutan tingkat atas di Kalimantan Timur.

Padahal kemerdekaan telah diraih pada 1945, atau sewindu sebelumnya.

Tidak adanya sekolah lanjutan tingkat atas, mayoritas pelajar hanya mampu mengenyam pendidikan hingga sekolah tingkat menengah kala itu.

Beberapa tokoh mulai menginisiasi pendirian sekolah lanjutan tingkat atas di Samarinda.

Para tokoh itu membentuk tim yang beranggotakan enam orang, mulai dari unsur politik, pemerintahan, hingga dari dunia pendidikan.

Perjuangan mereka membuahkan hasil, pada 14 September 1953, berdirilah SMA Partikelir di Samarinda.

SMA Partikelir menempati salah satu asrama SMP Samarinda, di lokasi Jalan Melati yang saat ini bernama Jalan Bhayangkara.

Awal berdiri, SMA Partikelir hanya memiliki satu kelas. Sekolah dipimpin oleh direktur bantuan dari SMP, Bapak Mardikum.

Proses belajar di SMA Partikelir dilakukan pada sore hari.

Tiga tahun berjalan, SMA Partikelir dibawah Yayasan Dharma Bhakti berubah status menjadi SMA Negeri, sesuai surat dari Residen Koordinator Kalimantan Timur, Datu Maju Urang.

Usianya masih muda, baru tiga tahun. Tapi SMA Samarinda sudah bisa meluluskan 90 persen siswanya.

Berjalannya waktu, SMA Samarinda selanjutnya berubah menjadi SMA 1 Samarinda.

SMA Negeri 1 Samarinda pernah menjadi salah satu syarat berdirinya Provinsi Kalimantan Timur.

Para alumnus SMA 1 ini pun banyak yang menjadi tokoh daerah dan nasional.

Sebut saja nama Isran Noor, Gubernur Kaltim merupakan alumnus dari SMA negeri pertama di Kaltim ini.

Sayangnya saat ini bangunan bersejarah gedung SMA 1 Samarinda, saat ini sudah tidak bisa ditemukan lagi.

Bangunan cagar budaya itu digusur oleh pembangunan Taman Samarendah, yang mulai dibangun sejak 2014 lalu.

SMA 1 Samarinda direlokasi ke Jalan H. Anang Hasyim, Kecamatan Air Hitam, Samarinda. (Er Riyadi)