Jumat, 22 November 2024

Mengenal Kota di Papua yang Pernah Jadi Kota Belanda hingga Pertahanan Jepang

Jumat, 9 Desember 2022 15:40

Pulau Doom/Foto::kompasiana.com

IDENESIA.CO - Sekitar 3 kilometer dari pelabuhan kecil kota Sorong.

Ada salah satu pulau  yang paling terkenal yaitu Pulau Doom.

Pulau ini terlihat cukup dekat dengan Sorong, hanya memerlukan waktu kurang lebih 15 menit dengan menggunakan perahu nelayan untuk mencapainya.

Pulau Doom ternyata menyimpan kekayaan sejarah Sorong yang tak kalah menarik dengan kondisi alamnya yang indah.

Untuk diketahui, Pulau Doom merupakan pulau kecil di Provinsi Papua Barat Daya.

Pulau ini menjadi saksi sejarah keberadaan Belanda dan Jepang.

Sejak masa pendudukan Belanda tahun 1935, Pulau Doom yang ketika itu bagian dari teritorial Kesultanan Tidore menjadi ibu kota pemerintahan Sorong disebut Onderafdeling.

Saat itu Sorong belum berbentuk kota.

Sebab infrastruktur dan aliran listrik lebih dulu tiba di Pulau Doom.

Belanda menggunakan diesel sebagai pembangkit listrik di sana dan saat ini masih berfungsi.

Karena terlihat lebih gemerlap dari daerah di sekitarnya, masyarakat setempat menjuluki Pulau Doom sebagai 'pulau bintang'.

Pulau Doom termasuk padat dan banyak ditinggali para pendatang dari Jawa, Buton, Bugis dan Toraja.

Daya Tarik Sejarah 

Daya tarik wisata dari pulau ini berlatar belakang sejarah dan alamnya yang indah. 

Pulau Doom salah satu destinasi wisata di Kota Sorong, yang ramai dikunjungi wisatawan.

 Tidak hanya memiliki pemandangan laut yang indah, tetapi juga dikenal sebagai pulau sejarah karena merupakan bekas pusat pemerintahan Belanda di wilayah Timur Indonesia pada massa perang dunia ke II.

Jepang pun pernah merasakan tinggal di pulau ini.

Pada masa Perang Dunia II, penjajah Jepang menjadikan Pulau Doom sebagai basis pertahanan di wilayah perairan Hollandia.

Tentara Jepang banyak membuat gua yang saling tersambung dengan beberapa bungker pertahanan, khas strategi perang Jepang pada masa itu.

Bahkan, ada yang bungker yang langsung menghadap ke Bandar Udara Jefman, Sorong di sekitar daerah Tanjung Lampu Jepang.

Bangunan-bangunan di Pulau Doom memiliki arsitektur yang sangat berbeda dengan wilayah Papua lainnya, termasuk Kota Sorong.

Rumah masyarakat tradisional pada umumnya berbentuk honai, panggung atau gubuk kayu, sedangkan di Pulau Doom, banyak rumah-rumah khas Belanda dengan konstruksi beton.

Berbagai fasilitas peninggalan seperti gardu listrik, gereja dan gedung serbaguna pun masih berdiri kokoh sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Keberadaan Belanda dan Jepang ini tentu saja memunculkan sebuah kondisi khusus bagi Pulau Doom di masa sekarang ini.

Hal unik lainnya keberadaan alat transportasi berupa becak yang banyak berlalu-lalang di pulau ini.

Hebatnya, becak hanya ada di pulau ini saja dan tidak menyebar hingga ke Kota Sorong.

Hingga saat ini keberadaan Pulau Doom masih dikenal luas.

Bahkan, bagi sebagian veteran tentara Belanda yang pernah bertugas di pulau ini, Doom akan selalu menarik untuk dikunjungi.

Banyak sekali wisatawan asing khususnya warga Belanda dan Jepang yang secara tersendiri datang ke Pulau Doom hanya untuk mengenang masa lalu dan berkeliling mengingat nostalgia keberadaan mereka di tempat ini. (redaksi).

Tag berita:
Berita terkait
IDEhabitat