IDENESIA.CO - Musim haji yang akan datang diperkirakan akan berlangsung perubahan iklim yang cukup drastis dari sebelumya, dimana haji akan dilaksanakan pada musim semi dan musim dingin, berbeda dari tahun tahun sebelumnya dimana haji dilaksanakan di musim panas. perubahan iklim ini akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Perkiraan perubahan iklim pada musim haji diperkirakan akan berlangsung selama 16 tahun, kata Juru Bicara Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Arab Saudi Hussein Al-Qahtani

menurut Al-Qahtani, di perkirakan perubahan iklim di arab saudi akan terjadi pada tahun 2026, delapan tahun pertama akan terjadi musim semi, delapan tahun kedua kan berlangsung pada masim dingin. 

"Tahun 2026 akan menandai tahun baru perubahan iklim. permulaan musim semi selama delapan tahun berturut-turut, disusul 8 tahun berikutnya di mana ibadah haji akan dilaksanakan pada musim dingin," ujar Al-Qahtani seperti dilansir Saudi Gazette, Jumat (7/6/2024).

menghadapi kondisi kedepan, tentu pemerintah arab saudi sudah akan menyiapkan antisipasi dan tindakan sejak dini, Al-Qahtani mengatakan "penelitian akan ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang sehubungan rencana proses penyemaian awan atau hujan buatan di tempat-tempat suci",kata Al Qahtani.

CEO NCM Ayman Ghulam menambahkan rencana penyemaian khususnya akan di perioritaskan di tempat tempat suci, seperti di di Riyadh, Al-Qassim, Hail, wilayah barat daya, dan Taif. walaupun masih di lakukan secara terbatas. 

peningkatan tindakan antisipasi kedepan, sangat di pengaruhi oleh kondisi di lapangan setelah di lakukan penelitian secara menyeluruh, secara teknis penyemaian akan menggunakan pesawat khusus yang memang di rancang untk melakukan penyemaian awan, pesawat tersebut memang dirancang dengan memperhatikan aspek keamanan, kemudahan operasional dan pengoprasiaan, dan mempertimbangakan aspek biaya dan hasil. 

di harapkan dengan langkah langkah strategis dan terukur, akan dapat mengurangi dampak negatif yang akan di timbulkan pada saat ibadah haji.

(Redaksi)