IDENESIA.COIDENESIA.CO, Samarinda –Sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, utamanya dibawah usia 5 tahun.
Untuk penyebabnya saat ini masih ditelusuri.
Pemerintah Kota Samarinda turut menyoroti kasus ini, meski saat hingga saat ini kasus tersebut belum di temukan di Kota Tepian.
“Alhamdulillah sejauh ini kasus tersebut belum ditemukan di Samarinda, tetapi yang namanya penyakit kan kita tidak tahu,” kata Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso.
Rusmadi menyebut kasus menyerang anak-anak itu tidak bisa dianggap sepele.
“Kasus ini tidak bisa di anggap sepele, karena dalam hitungan jam bisa membawa maut untuk anak-anak kita,” kata Rusmadi.
Lanjut ia mengatakan untuk mencegah kasus tersebut, Pemerintah Kota Samarinda akan melakukan antisipasi sejak dini.
Ia juga meminta kepada para orang tua agar tidak lengah, terlebih lagi saat ini memasuki cuaca ekstrem.
“Apa lagi saat ini Samarinda sedang memasuki cuaca ekstrem, sehingga banyak anak-anak yang jatuh sakit,” imbuhnya.
Rusmadi berencana untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar menahan diri untuk memberi obat sirup kepada anak-anak.
“Kita terus akan kita sosialisasikan sementara, menahan diri untuk tidak minum obat-obat yang bersifat sirup,”ujar Rusmadi.
Ia pun mengatakan pihak pemkot akan melakukan antisipasi terhada penyakit ini.
“Yang namanya kesehatan kemanusiaan apa lagi yang membawa maut tentu itu perlu mendapatkan perhatian kesehatan,” pungkasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, Pemkot Samarinda akan segera melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait yaitu Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) selaku pemilik kewenangan atas peredaran obat sirup.
Selain itu Pemkot Samarinda juga akan menjalin kerja sama dengan ikatan farmasi Indonesia untuk mengambil langkah. (Advertorial)