IDENESIA.CO – Kota Samarinda kembali menjadi sorotan positif di tingkat nasional. Kali ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mempawah, Kalimantan Barat, melakukan kunjungan kerja dan studi tiru ke Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk mempelajari berbagai program unggulan yang berhasil diterapkan di Kota Tepian.
Rombongan Pemkab Mempawah dipimpin langsung oleh Bupati Mempawah, Dr. Hj. Erlina, bersama Wakil Bupati H. Juli Suryadi, serta sejumlah pejabat perangkat daerah terkait. Mereka diterima secara resmi oleh Wali Kota Samarinda, Dr. H. Andi Harun, didampingi Wakil Wali Kota H. Saefuddin Zuhri, di Ruang Integritas Inspektorat Kota Samarinda, Rabu (12/11/2025).
Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi antar daerah, tetapi juga menjadi wadah transfer pengetahuan dan inovasi tata kelola pemerintahan sebuah praktik baik yang kini banyak dilakukan antar pemerintah daerah di Indonesia.
Dalam sambutannya, Wali Kota Andi Harun memaparkan sejumlah inovasi unggulan yang telah dijalankan Pemkot Samarinda dalam beberapa tahun terakhir. Ia menjelaskan bahwa seluruh kebijakan tersebut berorientasi pada pemerintahan yang efisien, transparan, dan berkelanjutan, dengan fokus pada kepentingan publik.
Andi menyoroti tiga terobosan utama:
-
Pengelolaan sampah berbasis teknologi insinerator ramah lingkungan,
-
Kebijakan berbasis data (data-driven policy), dan
-
Digitalisasi sistem retribusi dan parkir yang terbukti meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kami terus berupaya membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan, transparan, dan sesuai regulasi nasional. Harapannya, langkah ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain,” tutur Andi Harun.
Ia menambahkan, Pemkot Samarinda selalu membuka ruang kolaborasi dengan pemerintah daerah lain. Menurutnya, kemajuan daerah tidak dapat dicapai secara individual.
“Seluruh program unggulan kami terbuka untuk direplikasi. Kolaborasi dan saling belajar adalah kunci agar daerah-daerah di Indonesia bisa maju bersama,” tegasnya.
Dalam sesi diskusi, kedua pemerintah daerah menyoroti tiga fokus utama yang menjadi bahan pembelajaran bersama, yakni:
-
Pengelolaan sampah modern dan terintegrasi dengan sistem insinerator yang ramah lingkungan.
-
Optimalisasi PAD melalui digitalisasi sistem pembayaran dan pemanfaatan potensi lokal.
-
Inovasi pelayanan publik berbasis data yang mempersingkat proses birokrasi dan meningkatkan akuntabilitas.
Bupati Mempawah Hj. Erlina menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat Pemkot Samarinda dan mengaku banyak terinspirasi dari keberhasilan program yang dijalankan.
“Kami melihat banyak hal yang bisa kami pelajari dari Kota Samarinda, terutama dalam bidang pengelolaan sampah dan digitalisasi pelayanan publik. Ini menjadi referensi penting bagi kami untuk diterapkan di Kabupaten Mempawah,” ujarnya.
Menurut Erlina, Mempawah memiliki tantangan serupa dalam hal pengelolaan lingkungan dan efisiensi pelayanan publik. Karena itu, model inovasi dari Samarinda dianggap bisa menjadi solusi praktis yang sesuai konteks daerah.
Selain berbagi pengalaman administratif, Wali Kota Andi Harun juga menekankan pentingnya membangun kesadaran lingkungan dalam setiap kebijakan daerah. Ia menjelaskan bahwa sistem insinerator ramah lingkungan yang kini dikembangkan Samarinda bukan hanya solusi teknis, tetapi juga bagian dari strategi nasional pengurangan emisi karbon dan pengelolaan limbah perkotaan.
“Pengelolaan sampah tidak bisa dilakukan dengan cara lama. Kami mengubah paradigma, dari sekadar membuang menjadi mengelola. Dari yang tidak bernilai menjadi bermanfaat,” ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan target pemerintah dalam mendukung program Kota Hijau Berkelanjutan (Sustainable Green City) serta kontribusi terhadap komitmen pengurangan gas rumah kaca sesuai agenda nasional 2060 Net Zero Emission.
Pertemuan antara Pemkot Samarinda dan Pemkab Mempawah berlangsung dalam suasana akrab dan produktif. Kedua pihak saling bertukar gagasan, terutama terkait sinkronisasi kebijakan digitalisasi pemerintahan dan pelayanan publik adaptif.
Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, menegaskan bahwa pertukaran semacam ini sangat penting.
“Daerah tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Dengan saling belajar, kita bisa memperbaiki sistem yang kurang efektif dan memperkuat yang sudah berhasil,” katanya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana perwakilan Pemkab Mempawah menggali lebih dalam strategi Samarinda dalam melakukan reformasi birokrasi dan membangun kemitraan dengan sektor swasta.
Kunjungan ini menegaskan posisi Kota Samarinda sebagai kota pembelajaran (learning city) yang kini menjadi rujukan bagi banyak daerah lain di Indonesia. Inovasi dalam pengelolaan sampah, tata kelola digital, hingga kebijakan berbasis data menjadikan Samarinda contoh nyata transformasi birokrasi menuju pemerintahan modern.
Melalui kegiatan studi tiru ini, kedua pemerintah daerah bersepakat untuk melanjutkan kolaborasi dalam bentuk kerja sama teknis, pelatihan, dan berbagi pengalaman lapangan.
“Semoga kunjungan ini bukan hanya seremonial, tapi menjadi langkah awal kerja sama nyata untuk menciptakan pemerintahan yang adaptif, transparan, dan berkelanjutan,” pungkas Andi Harun.
Dengan semangat kolaboratif tersebut, Samarinda tidak hanya menjadi kota inspiratif, tetapi juga motor penggerak perubahan menuju tata kelola pemerintahan yang lebih maju dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
(Redaksi)
