Minggu, 6 Oktober 2024

Perusahaan Asal Italia ENI Temukan Cadangan Migas di Kaltim Hingga Investsi Senilai Rp 240,5 Triliun

Senin, 1 Juli 2024 20:15

Perusahaan migas asal Italia bernama Eni di 2024 ini mengumumkan penemuan cadangan gas raksasa di Indonesia, berlokasi di Kaltim/HO

IDENESIA.CO - Cadangan gas raksasa ditemukan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Indonesi, terhitung tersedia di lapangan IDD sebesar 2,67 TCF gas bumi dan 66 juta barel minyak mentah.

Penemuan perusahaan migas asal Italia bernama Eni di 2024 ini menjadikan Indonesia sebagai cadangan gas terbesar ketiga di dunia.

Dengan cadangan gas raksasa itu, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energinya sendiri tetapi juga berperan penting dalam pasar energi global. 

Pasalnya, cadangan gas yang ditemukan itu diperkirakan mencapai 5 triliun kaki kubik.

Cadangan gas raksasa yang ditemukan itu berlokasi di lepas pantai Kaltim dekat dengan Ibu Kota Negara (IKN).

Penemuan cadangan gas terbesar di kawasan Kaltim itu memiliki dampak yang sangat signifikan bagi sektor energi dalam negeri Indonesia.

Selain meningkatkan cadangan energi nasional secara substansial, cadangan gas ini juga memberikan peluang besar untuk pengembangan infrastruktur energi dan industri di Kaltim.

SKK Migas Sudah Tandai Lokasi Penemuan Cadangan Gas di Kaltim

Titik lokasi penemuan gas itu dinilai sangat strategis, yakni dekat dengan Bontang dan IKN.

Penemuan itu menawarkan potensi besar untuk memenuhi kebutuhan listrik dan energi industri secara berkelanjutan.

SKK Migas, badan pengatur migas di Indonesia, telah menandai penemuan ini sebagai langkah besar menuju mencapai target produksi minyak nasional sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2030.

Proses percepatan produksi gas direncanakan akan dimulai pada tahun 2025, yang membutuhkan koordinasi yang baik dan penerapan prinsip good governance untuk memastikan pemanfaatan yang optimal.

Dengan satu sumur saja yang menghasilkan 5 triliun kaki kubik gas, dan potensi keseluruhan hingga 10 triliun kaki kubik.

Selain Kaltim, Indonesia memiliki banyak cekungan potensial lain yang dapat dieksplorasi, termasuk di Papua dan Jawa Timur.

Keberadaan cadangan gas yang besar ini diharapkan dapat mendorong investasi baru, meningkatkan ekonomi lokal, dan mengembangkan infrastruktur yang lebih baik.

Pemanfaatan Gas untuk Kurangi Emisi Karbon

Selain menguatkan ketahanan energi Indonesia jangka panjang, penemuan ini juga mendukung upaya global untuk mengurangi emisi karbon.

Indonesia dapat memanfaatkan potensi gas ini untuk mempercepat transisi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Pengelolaan yang baik terhadap sumber daya alam ini akan membantu Indonesia mencapai target keberlanjutan lingkungan global.

Penemuan cadangan gas ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di pasar energi global.

Dengan menarik investasi asing dan fokus pada pengembangan energi bersih, Indonesia dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di Kaltim.

ENI Berinvestasi 

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) buka-bukaan perihal nilai investasi perusahaan migas asal Italia yakni ENI di proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), Kalimantan Timur (Kaltim).

Gak tanggung-tanggung raksasa migas Italia ini membenamkan investasinya hingga US$ 14,8 miliar atau setara Rp 240,5 trilun.

Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti merinci, untuk bagian Southern Hub (IDD) ENI mengucurkan dana sebesar US$ 3,4 miliar setara Rp 55,2 triliun dan di Northern Hub sebesar US$ 11,4 miliar setara Rp 185,2 triliun.

Adapun, shinta menyebutkan bahwa revisi Plan of Development (PoD) lapangan migas tersebut dilakukan pada tahun 2024 ini, sedangkan untuk waktu operasi atau onstream ditargetkan dilakukan pada tahun 2027 mendatang.

"Untuk IDD ini di telah dilaksanakan revisi PoD Southern dan Northern di 2024 onstream 2027," beber Shinta dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (30/5/2024).

(Redaksi) 

Tag berita:
IDEhabitat