IDENESIA.CO - Menawarkan sejuta pesona, Pulau Kaniungan menjelma jadi primadona wisata Berau.
Letaknya di Kampung Teluk Sumbang, tapi ada beberapa akses yang bisa dilalui menuju Pulau Kaniungan.
Penulis berkesempatan mengunjungi wisata prioritas Berau ini.
Melakukan perjalanan darat dari Samarinda.
Menuju Teluk Sulaiman kira-kira butuh waktu sekitar 16 hingga 18 jam.
Maklum saja, masalah utama pariwisata Kalimantan Timur adalah aksesbilitas. Cukup tahu sajalah, ya.
Trek panjang darat dilalui menuju Teluk Sulaiman, tujuan penulis.
Start dari Samarinda, menuju Bontang, lanjut ke Sangatta. Perjalanan dilanjutkan ke Bengalon, membelok ke Kaliorang, hingga Sangkulirang.
Berhenti? Tentu saja belum.
Dari Sangkulirang, perjalanan dilanjutkan ke akses jalan konsesi kelapa sawit milik PT Etam Bersama Lestari (EBL) menuju Biduk-Biduk, sejurus Teluk Sulaiman.
Ini adalah akses terdekat, cuma 130 kilometer. Cuma!!!!
Tiba di Teluk Sulaiman, tujuan kami adalah dermaga. Kami mesti menyeberang menggunakan kapal agar sampai ke Pulau Kaniungan.
Usai nego-nego tipis ke sang motoris kapal, harga sewa kapal disepakati sebesar Rp700 ribu, untuk 10 penumpang.
Menuju Pulau Kaniungan, kapal kami menyisir Danau Penyu, sebuah gugusan pulau-pulau kecil.
Gugusan pulau dengan hiasan hutan bakau, seluruhnya serasi menciptakan kemolekan alam cantik.
"Ini Danau Penyu, habitat penyu hidup, bertelurnya di Pulau Kaniungan," kata Armansyah, motoris kapal, kala kami melintasi gugusan pulau-pulau kecil itu.
Jalur ini diambil guna menghindari hantaman ombak di muara Teluk Sulaiman.
Ternyata benar. Baru saja kapal kami berada di muara. Ombak satu meter lebih menghantam kapal kami, berubi-tubi.
Perjalanan yang mestinya ditempuh dalam waktu 30 menit, berujung lebih lama. Satu jam!
"Perjalanan normal 30 menit, tadi lebih lama sekitar satu jam," lanjut sang motoris.
Kapal kami terombang-ambing mencari jalan terbaik menghindari ombak.
Perjuangan berat kami akhirnya dibayar kontan.
Benar kata orang, pulau itu indah sekali.
Sebuah wisata bahari berada di ujung hidung Kalimantan.
Nyaris seluruh pulau berjajar pohon kelapa melampai ke siapa saja, kala angin menerpa daunnya.
Luasan pulau tidak telalu besar, penulis mengitari seluruh area pulau kurang dari 60 menit.
Menurut sejarah yang berkembang di kalangan warga, Pulau Kaniungan mulanya digunakan warga untuk bersembunyi dari para perompak dari Sulu Selatan, Filipina.
Mereka yang tidak ingin harta bendanya dirampas, lalu melakukan pelarian dan bersembunyi di Pulau Kaniungan.
"Lamat laun, para warga yang bersembunyi itu menempati pulau, dan menjadi pemukim Pulau Kaniungan," terang Arman.
Tidak banyak yang tahu, nama Pulau Kaniungan diambil dari nama sebuah pohon buah yang hidup di pulau itu.
Paniungan namanya.
Pohonnya mirip-mirip pohon jeruk dengan batang berduri.
Ejaan Paniungan oleh masyarakat lambat laun berubah menjadi Kaniungan.
Buahnya hanya sebesar ibu jari.
Buah yang matang akan berwarna orange hingga merah.
Soal rasa, buah Paniungan memiliki campuran rasa manis dab kelat.
Kini masyarakat mengenalnya jadi Pulau Kaniungan.
"Diambil dari nama buah Paniungan, biasa hidup di pulau ini. Seiring waktu pengejaannya berubah oleh masyarakat menjadi Kaniungan," terangnya Arman. (Er Riyadi)