Senin, 25 November 2024

Selama 700 Tahun Shogun Berkuasa, Minomoto No Yoritomo Jadi Shogun Pertama

Senin, 11 Maret 2024 19:0

POTRET - Shogun Pertama di Jepang dalam Bnetuk patung, Minamoto No Yoritomo./ Foto: Istimewa

IDENESIA.CO - Dalam sejarah Jepang, shogun atau syogun adalah diktator militer yang memerintah negara melalui sistem feodal.

Meski kaisar tetap ada, tetapi antara 1158 hingga 1868 M, secara de facto kekuasaan berada di tangan shogun.

Selama tujuh abad memerintah, terdapat beberapa klan berbeda yang memegang posisi shogun, meskipun jabatan ini secara teknis diwariskan secara turun temurun.

Istilah shogun adalah kependekan dari Sei-i Taishogun, yang artinya Panglima Tertinggi Pasukan Ekspedisi Melawan Orang Barbar. Meski jabatan shogun telah resmi dihapus sejak Restorasi Meiji (1868), istilah ini tetap digunakan di Jepang hingga sekarang untuk menyebut jenderal dalam kemiliteran.

Minamoto no Yoritomo, shogun pertama 

Awalnya, gelar shogun diberikan oleh kaisar kepada komandan militer selama periode awal Heian pada abad ke-8.

Gelar ini pertama kali diberikan kepada Otomo no Otomaro. Sedangkan shogun paling terkenal dari periode Heian adalah Sakanoue no Tamuramaro. Pada Perang Genpei yang berlangsung antara 1180-1185 M, klan Minamoto berhasil mengalahkan Taira.

Pasca kemenangannya, Minamoto no Yoritomo menjadi pemimpin militer terkuat di Jepang.

Ia kemudian menobatkan diri sebagai shogun pertama dan mendirikan institusi keshogunan pada 1192 M.

Sebagai shogun pertama dari Keshogunan Kamakura, Minamoto no Yoritomo berkuasa antara 1192-1199 M.

Oleh karena itu, para ahli terkadang memiliki perbedaan pendapat terkait siapa sebenarnya shogun pertama di Jepang.

Beberapa menyebut Otomo no Otomaro, sementara sebagian lainnya menyebut Minamoto no Yoritomo, yang menjadikan keshogunan sebagai institusi resmi.

Daftar Keshogunan di Jepang 

Sejak Minamoto no Yoritomo mendirikan Keshogunan Kamakura, posisi kaisar tetap berada di atas shogun. Akan tetapi dalam praktiknya, kekuasaan shogun lebih tinggi daripada kaisar, karena siapapun yang mengendalikan kekuatan militer juga mengendalikan negara. Para shogun memiliki tentara sendiri, yang dikomando oleh para samurai.

Kaisar tetap dipertahankan dan didukung untuk menjalankan fungsi seremonial, serta dibutuhkan oleh shogun untuk memberikan legitimasi pada pemerintahan mereka. Antara abad ke-12 hingga abad ke-19, berikut ini tiga keshogunan yang memerintah Jepang.

 Keshogunan Kamakura (1192-1333 M)

Selama hampir 150 tahun berkuasa, terdapat sembilan shogun yang memerintah Keshogunan Kamakura.

Pada periode ini sering terjadi peperangan dan pertumpahan darah karena perebutan kekuasaan. Keshogunan ini berakhir saat Kamakura runtuh dan klan Hojo, keluarga istri Minamoto no Yoritomo, dihancurkan.

Segera setelah itu, Kaisar Go Daigo mencoba menggulingkan shogun dan memulihkan kekuasaan kekaisaran, tetapi gagal.

Alhasil, Kaisar Daigo justru diasingkan sebanyak dua kali karena upayanya itu.

 Keshogunan Ashikaga (1338-1573 M)

Setelah Keshogunan Kamakura runtuh, putra Kaisar Daigo, Pangeran Moriyoshi, dinobatkan sebagai shogun. Namun, Pangeran Moriyoshi hanya menjadi tahanan rumah dan pada 1335 dibunuh oleh Ashikaga Tadayoshi.

Pada 1338, Ashikaga Takauji, yang merupakan keturunan Minamoto, dianugerahi gelar shogun dan mendirikan Keshogunan Ashikaga.

Markas besar Ashikaga berada di distrik Muromachi di Kyoto. Pada lima dekade pertamanya, keshogunan ini harus menghadapi keturunan Kaisar Daigo yang menentang otoritas mereka.

Setelah Perang Onin (1467-1477 M), kekuatan Keshogunan Ashikaga perlahan berkurang dan akhirnya digulingkan pada 1573 M.

Keshogunan Tokugawa (1603-1868 M) 

Dengan berakhirnya Keshogunan Ashikaga, Oda Nobunaga dan penggantinya, Toyotomi Hideyoshi, naik ke tampuk kekuasaan, memerintah menggunakan gelar Bupati Kekaisaran.

Mereka mendapatkan kekuasaan yang jauh lebih besar daripada seharusnya, tetapi tidak pernah secara resmi diberikan gelar shogun.

Hideyoshi dianggap oleh banyak sejarawan sebagai salah satu penguasa terbesar Jepang, yang sempat mencoba menguasai China dengan melakukan dua kali serangan ke Korea, tetapi gagal dan meninggal.

Setelah itu, Tokugawa Ieyasu merebut kekuasaan dan mendirikan keshogunan di Edo (sekarang Tokyo). Pada 1603, Tokugawa Ieyasu akhirnya dinobatkan sebagai shogun setelah berhasil menunjukkan bahwa dirinya adalah keturunan Minamoto.

Masa kekuasaan Keshogunan Tokugawa berlangsung hingga 1868, saat shogun terakhir yang bernama Tokugawa Yoshinobu menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Meiji dalam peristiwa Restorasi Meiji.

(Redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat