IDENESIA.CO - Jatuh cinta dengan keindahan Pulau Maratua, seorang perempuan bersumpah pada dirinya.
Kala itu, tanggal 1 Januari 2019.
Tahun baru saja berganti sekian jam.
Perempuan bernama Marwa Serli Yanti Alaydrus, menggaungkan sumpah membuat sesuatu untuk Maratua.
Kala itu hujan turun, seakan alam ikut mengaminkan.
Sumpah itu dibayar lunas.
Mei 2021, sebuah yayasan ia bentuk bersama kawannya.
Tujuannya sederhana, menjadi ruang belajar untuk anak-anak Pulau Maratua.
Memanfaatkan limbah kayu dari laut, Serli dan rekannya menyulap jadi tempat bermain dan belajar.
Rumah Pohon namanya.
Untuk yayasan, diberi nama Yayasan Kelasahan.
"Kata Kalasahan diambil dari bahasa Bajau artinya kesayangan. Mei 2021, sudah mulai berjalan kegiatan di Rumah Pohon," kata Serli.
Tiga hari dalam sepekan, Senin, Rabu, dan Jumat, anak-anak sudah berkumpul pada sore hari untuk belajar Bahasa Inggris.
Dengan metode santai dan bermain, anak-anak dengan khusyuk mengikuti setiap bahan ajaran.
Tidak hanya Bahasa Inggris, untuk para remaja yang baru lulus SMP dan SMA, juga mendapat kursus bidang kepariwisataan.
"2021 saya makin melihat ke dalam, melihat warga kurang kesadaran akan pariwisata. Itu jadi dasar berbuat, memberikan apa yang kami punya," lanjutnya.
Saat ini Rumah Pohon Yayasan Kelasahan telah memiliki kurang lebih 50 siswa. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai anak-anak, remaja, dan orang tua.
Saat ini, Serli dan Reva dibantu oleh dua orang lainnya sebagai pengajar di Yayasan Kelasahan.
"Saya manusia, walau hanya sedikit saya ingin berguna untuk manusia lainnya," cita-cita Serli untuk Maratua. (Er Riyadi)