IDENESIA.CO, SAMARINDA – Pemkot Samarinda akan beri kelurahan fasilitas berupa mobil dinas.
Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai serta lurah di Kelurahan.
Wali Kota Samarinda Andi Harun mengungkapkan, bahwa dinilai tugas lurah termasuk cukup berat dalam fasilitasi warga.
“Di satu sisi bahwa tugas lurah yang sangat berat atau tugas-tugasnya kelurahan sangat berat dan beresiko tinggi, belum lagi overtime terhadap jam kerjanya, saya merasa bahwa sudah saatnya, bukan hanya pejabat di eselon II yang difasilitasi, tapi camat dan lurah juga harus difasilitasi,” kata Andi
Harun saat ditemui di Balai Kota Samarinda.
Bahkan bukan hanya lurah, ia mengatakan bahwa Pemkot juga akan menyediakan 10 kendaraan double cabbing untuk operasional di kecamatan. Bukan membeli tapi Pemkot akan menggunakan sistem sewa dengan pihak ketiga.
Hal itu dilakukan karena dinilai lebih efisien dan tidak membebani anggaran daerah Samarinda. Dikatakan bahwa sekitar Rp 6 miliar yang digelontorkan untuk penyewaan mobil tersebut.
“Akhirnya kami berkesimpulan, di satu sisi anggaran terbatas yaudah kita pakai sistem sewa, kalau sewa itukan kalau tahun ini anggaran kita mampu tahun ini kita sewa, kalau ternyata tahun depan tidak mampu ya sudah berhenti sewanya,” ujarnya.
Dengan sistem sewa ini maka Pemkot memiliki kemampuan untuk memfasilitasi 59 lurah di Samarinda dengan kendaraan operasional kelurahan.
Nantinya, mobil operasional kelurahan itu akan ditandai dengan stiker khusus oleh Pemkot. Hal itu untuk meminimalisir dilakukannya pelanggaran dalam penggunaan fasilitas.
Dalam hal ini , orang nomor satu di kota Samarinda tersebut meminta publik untuk bijaksana melihat kebijakan ini, terlebih saat ini tengah marak pemberitaan soal pemberian insentif oleh Pemkot.
Ia menilai tidak sebanding jika dua hal tersebut di sandingkan.
“Jangan pula dihubungkan, Pemkot mampu menyewakan mobil operasional kelurahan, tapi tidak bisa membayar insentif, itu tidak apple to apple. Kalau ini hanya sekali pengadaannya dan jumlahnya tidak besar. Apalagi dibandingkan dgn manfaatnya, tidak semua orang bisa menampung beban tugas menjadi lurah,” pungkasnya. (Advetorial)