Jumat, 5 Juli 2024

Alami Turbulensi saat Naik Peswat Kompensasi Capai hingga Rp 3 Miliar/ Orang

Jumat, 24 Mei 2024 22:0

POTRET - Turbelensi maut di SIngapore Airlines

IDENESIA.CO - Singapore Airlines bertanggung jawab atas kecelakaan, termasuk turbulensi pada penerbangan internasional terlepas dari maskapai tersebut lalai. Jika penumpang mengajukan gugatan dan akan dikenai ganti rugi hingga sekitar USD 175.000 atau Rp 2,8 miliar (kurs Rp 16.000/USD) bahkan hingga Rp 3 miliar.

Berdasarkan Konvensi Montreal, Singapore Airlines bertanggung jawab atas kecelakaan, termasuk turbulensi pada penerbangan internasional, terlepas dari apakah

"Singapore Airlines dapat mencoba membuktikan telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghindari turbulensi," kata pengacara Kalifornia yang mewakili penumpang, Mike Danko, seperti dikutip dari Reuters Sabtu (25/5/2024).

Namun, dia mengatakan maskapai penerbangan jarang bisa memenangkan argumen seperti itu. Meski begitu, maskapai penerbangan juga dapat membatasi tanggung jawab mereka dengan menunjukkan bahwa penumpang menanggung beberapa kesalahan atas cedera tersebut, seperti mengabaikan peringatan untuk mengenakan sabuk pengaman.

"Yang pertama dan terpenting adalah yurisdiksi tempat Anda dapat mengajukan klaim dan bagaimana mereka menilai klaim cedera," kata pengacara New York di Kreindler & Kreindler, yang mewakili penumpang, Daniel Rose.

Misalnya saja, hakim di AS telah memberikan vonis sanksi lebih dari USD 1 juta kompensasi kepada penumpang atas trauma emosional akibat gejolak yang parah. Sementara itu, banyak pengadilan di negara lain memberikan penghargaan yang jauh lebih sedikit jika ada untuk tekanan emosional serupa.

Konvensi Montreal juga menetapkan berbagai aturan untuk menentukan ke mana suatu klaim dapat diajukan, yang bergantung pada tujuan, tempat pembelian tiket, dan tempat tinggal penumpang. Diketahui penerbangan Singapore Airlines dengan Boeing 777-300ER itu membawa penumpang dari seluruh dunia dengan kemungkinan beragam tujuan.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat