IDENESIA.CO - Anggota Dewan Syura Kerajaan Arab Saudi yang berpengaruh, Yousef bin Trad Al-Saadoun, memberikan respons pedas terhadap saran...
IDENESIA.CO - Anggota Dewan Syura Kerajaan Arab Saudi yang berpengaruh, Yousef bin Trad Al-Saadoun, memberikan respons pedas terhadap saran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengusulkan agar Palestina mendirikan negara di wilayah Arab Saudi.
Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di surat kabar Okaz pada Jumat (7/2), Al-Saadoun menyarankan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memindahkan warga Israel ke Alaska, kemudian ke Greenland setelah mencaploknya, sebagai solusi untuk rencana Netanyahu tersebut.
Al-Saadoun, yang dikenal dengan pandangannya yang kritis terhadap kebijakan luar negeri AS, mengkritik pendekatan Trump dalam menangani masalah Timur Tengah, yang menurutnya didorong oleh keputusan gegabah yang mengabaikan nasihat para ahli dan dialog internasional.
"Kebijakan luar negeri AS cenderung mendukung pendudukan ilegal dan pembersihan etnis yang dilakukan Israel, sebuah kebijakan yang jelas merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan," ujarnya dalam artikel tersebut.
Dia menambahkan bahwa upaya Zionis dan sekutu-sekutu mereka untuk memanipulasi kerajaan Saudi melalui tekanan media dan manuver politik tidak akan berhasil.
"Zionis dan pendukung mereka harus sadar bahwa mereka tidak akan dapat memikat kepemimpinan Saudi ke dalam perangkap manuver media dan tekanan politik palsu," tegasnya.
Pernyataan Al-Saadoun datang sebagai respons terhadap usulan Netanyahu yang mengatakan, "Saudi dapat mendirikan negara Palestina di Arab Saudi; mereka memiliki banyak tanah di sana," dalam wawancara dengan Channel 14 Israel.
Usulan tersebut semakin memperburuk ketegangan di kawasan, terutama setelah Arab Saudi menegaskan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel hanya akan terjadi jika ada jalan yang jelas menuju pendirian negara Palestina.
Saran Netanyahu menuai kecaman tajam dari berbagai pihak, termasuk dari Palestina dan Mesir.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecamnya sebagai "rasis dan antiperdamaian," serta melanggar kedaulatan dan stabilitas Arab Saudi. Selain itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hussein Al-Sheikh, menegaskan bahwa negara Palestina hanya dapat berdiri di tanah Palestina, dan menilai pernyataan Netanyahu sebagai pelanggaran hukum internasional.
Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengutuk keras saran Netanyahu, menyebutnya sebagai saran yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima, yang melanggar kedaulatan Arab Saudi serta hukum internasional.
Dewan Syura Arab Saudi, meskipun tidak memiliki kewenangan legislatif, berfungsi sebagai majelis konsultatif yang memberikan nasihat kepada Raja dalam hal kebijakan dan masalah legislatif. Keberanian Al-Saadoun untuk mengkritik Netanyahu mencerminkan keteguhan Saudi dalam menjaga kedaulatan dan prinsip-prinsip internasional dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
(Redaksi)