IDENESIA.CO - Hampir sebagian anak di Indonesia ketika tidur sering diiringi dengan lantunan lagu Nina Bobo, hal ini akan membuat anak cepat tertidur pulas. Namun ada fakta yang menyeramkan di balik lagu tersebut.
Ternyata bukan hanya di Indonesia, lagu Nina Bobo juga dilantunkan di Belanda sebagai pengiring anak-anak tertidur.
Sosok Anneke Gronloh dan Wieteke Van Dort merupakan musisi yang mengenalkan dan membuat lagu Nina Bobo ini menjadi lagu populer pengiring tidur.
Kisah ini dikutip dari kanal YouTube Unik dan Nyata, konon lagu Nina Bobo diciptakan oleh seorang wanita yang memiliki profesi sebagai penari Jawa dan suaminya yang seorang Komposer asal Belanda.
Mereka memiliki anak perempuan bernama Helenina Mustika Van Rodjnik atau kerap disapa Nina. Diceritakan jika Nina lahir pada tahun 1871.
Setiap malam Nina kecil akan tertidur jika dinyanyikan lagu Nina Bobo oleh ibunya itu. Kala itu memang banyak nyamuk, sehingga dalam liriknya tersemat kata digigit nyamuk.
Hal pilu terjadi saat Nina tiba-tiba mengalami demam. Konon penyakit yang diderita Nina kala itu ialah Malaria, yang pada zaman itu belum begitu dikenal masyarakat.
Meskipun kala itu pengobatan sudah dilakukan, namun Nina kecil masih juga demam dan tak sembuh jua. Sang ibu juga selalu menyanyikan lagu Nina Bobo untuk anaknya itu.
Karena dengan mendengar lagu itu, sang anak bisa tidur pulas dan melupakan penyakit yang dideritanya kala itu.
Hal menyedihkan terjadi saat Nina dinyatakan meninggal dunia. Sontak hal itu membuat ibunya depresi dan selalu menyanyikan lagu Nina Bobo setiap malam.
Ibunya mengaku jika sering mendengar Nina menangis. Namun jika sebuah lagu Nina Bobo di lantunkan, Nina dikatakan akan terdiam.
Hal itu terjadi hingga sang ibu meninggal dunia. Setelah sang ibu Nina meninggal, tangisan Nina kerap didengar oleh ayah Nina..
Ayah Nina mendengar tangisan Nina yang merengek-rengek untuk dinyanyikan lagu favoritnya, yakni Nina Bobo. Hingga akhirnya ayahnya juga menyanyikan lagu tersebut seakan-akan ada sosok Nina sampai Ayah Nina juga meninggal dunia.
(Redaksi)
