IMG-LOGO
Home Nasional Dari Layar Lebar ke Bursa, Benny Suherman Wariskan Kerajaan Bioskop XXI kepada Anak-anaknya
nasional | umum

Dari Layar Lebar ke Bursa, Benny Suherman Wariskan Kerajaan Bioskop XXI kepada Anak-anaknya

oleh VNS - 06 April 2025 12:46 WITA

Dari Layar Lebar ke Bursa, Benny Suherman Wariskan Kerajaan Bioskop XXI kepada Anak-anaknya

IDENESIA.CO - Setelah sukses membawa jaringan bioskop Cinema XXI melantai di bursa dan meraup triliunan rupiah, Benny Suherman resmi menyerahkan...

IMG
DIREKSI - Benny Suherman (lingkar merah) dan jajaran pengurus Cinema XXI berbincang dengan direktur Bursa Efek Indonesia (Foto: emitennews)

IDENESIA.CO - Setelah sukses membawa jaringan bioskop Cinema XXI melantai di bursa dan meraup triliunan rupiah, Benny Suherman resmi menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada anak-anaknya.

Dinasti bisnis perfilman pun kini berada di tangan generasi kedua. 

Benny Suherman, salah satu tokoh penting di balik layar industri hiburan tanah air, kini menempuh fase baru dalam hidupnya.

Setelah lebih dari tiga dekade membangun dan memimpin Cinema XXI hingga menjadi jaringan bioskop terbesar di Indonesia, Benny memilih mundur dari jabatannya sebagai Presiden Direktur usai IPO pada Agustus 2023.

Langkah itu menjadi sinyal kuat alih generasi dalam bisnis keluarga. Posisinya kini diisi oleh putra sulungnya, Suryo Suherman. Arif, anak keduanya, menjabat sebagai Direktur, sementara sang putri, Melia, dipercaya menjadi Komisaris.

Di bawah kendali keluarga Suherman, Cinema XXI telah berkembang menjadi raksasa bioskop dengan 256 lokasi dan 1.346 layar di seluruh Indonesia.

IPO perusahaan ini meraup dana sebesar Rp2,25 triliun, dua pertiga di antaranya dialokasikan untuk ekspansi lebih lanjut.

"Ini bukan akhir, tapi awal dari babak baru," demikian pandangan banyak pengamat soal langkah strategis Benny menyerahkan tampuk kekuasaan kepada generasi penerus.

Perjalanan Karier Benny Suherman

Benny Suherman memulai perjalanan karier bisnisnya pada tahun 1988 dengan mendirikan sebuah perusahaan bernama Subentra Nusantara bersama Harris Lasmana dan Sudwikatmono.

Ketiga pengusaha ini memiliki visi untuk memperkenalkan industri perfilman di Indonesia dengan menguasai distribusi film-film Hollywood.

Subentra Nusantara pun dengan cepat menjadi raksasa distribusi film yang hampir memonopoli hak distribusi film Hollywood di Indonesia selama bertahun-tahun.

Namun, krisis ekonomi Asia yang melanda pada akhir tahun 1990-an dan pengunduran diri Presiden Soeharto mengubah dinamika perusahaan ini.

Pada 15 Juli 1999, Sudwikatmono memutuskan untuk menjual sahamnya kepada Benny dan Harris, sehingga mereka berdua mengendalikan penuh perusahaan tersebut.

Dalam pengelolaan mereka, perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi PT Nusantara Sejahtera Raya (NSR), yang mulai dikenal dengan brand Bioskop 21.

Dengan kepemimpinan Benny, Cinema XXI mulai berkembang pesat, hingga menjadi jaringan bioskop terbesar di Indonesia, yang kini menguasai hampir 60% pasar bioskop di Indonesia.

Proses rebranding dari Bioskop 21 menjadi Cinema XXI pun terjadi pada tahun 1999, dan nama tersebut langsung dikenal luas oleh masyarakat.

Cinema XXI tidak hanya menghadirkan pengalaman menonton yang berkualitas, tetapi juga memperkenalkan konsep yang berbeda dalam industri bioskop, termasuk penambahan fasilitas modern yang menarik penonton.

Pada Agustus 2023, Benny memutuskan untuk membawa perusahaan bioskopnya ke Bursa Efek Indonesia (BEI). IPO ini berhasil meraup dana sebesar Rp2.25 triliun, dan membawa Benny masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.

Kesuksesan ini semakin mengukuhkan posisi Cinema XXI sebagai pemimpin pasar bioskop Indonesia.

(Redaksi)