IDENESIA.CO , SAMARINDA – Pajak adalah salah satu upaya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Terbaru pemkot samarinda mulai melirik sektor pajak sarang burung walet, karena selama ini sektor tersebut kurang dalam menyetor PAD yang ada di kota Samarinda.
Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda, Laila Fatihah, mendukung usaha Pemkot Samarinda untuk maksimalisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak sarang burung walet.
Meski belum diketahui secara pasti berapa jumlah total usaha walet di Kota Samarinda, namun yang saat ini tercatat sebagai pelaku wajib pajak (WP) berjumlah 48 usaha burung walet.
“Sekarang teman-teman di komisi I juga sedang memaksimalkan administrasi penerapan pajaknya,” kata Laila Fatihah hari Rabu (28/9/2022).
Menurut Laila sapaannya, PAD dari sarang burung walet masih perlu dimaksimalkan.
“Artinya, hingga September 2022 ini PAD dari sektor itu hanya berkisar 1 persen dari yang ditargetkan di APBD Murni 2022 sebesar Rp 500 juta,” imbuhnya.
Dirinya juga mendukung penuh upaya Pemkot Samarinda untuk menyurati pemerintah pusat.
Ia juga mengatakan, bahwa pembahasan PAD dari pajak sarang burung walet masih terus berjalan.
“Pembahasan yang sama sempat dilaksanakan dengan melibatkan instansi terkait beberapa waktu lalu,” ungkap Laila lagi.
Lebih lanjut kata politisi PPP itu, belum lama ini DPRD Samarinda telah menerima masukan dari OPD terkait.
“Kami pernah mengundang PUPR, DPMPTSP, serta Bapenda Samarinda itu laporan tidak sinkron semua, Bapenda mengaku sudah jalankan aturan, selama dijalankan berarti ada WP. Pengusaha karena sudah bayar berarti legal,” jelasnya.
Sehingga dia pun meminta Pemkot Samarinda untuk tetap berupaya dengan menyurati pemerintah pusat, untuk mendapatkan bayangaan mengenai alur pembayaran pajak tanpa harus menyambangi masing-masing pengusaha walet
Ditemui terpisah Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samarinda, Hermanus Barus mengatakan, bahwa dalam jangka waktu dekat pihaknya akan mengirimkan surat kepada pemerintah pusat.
Tujuannya agar alur pengangkutan produk ternak berupa sarang burung walet memberi perhatian pada serapan pajaknya.
“Iya, kalau bisa surat kami berikan langsung kepada presiden,” terang Hermanus. (Advetorial)