Minggu, 7 Juli 2024

Advertorial DPRD Samarinda

DPRD Samarinda Apresiasi Pemkot Kendalikan Inflasi Melalui Sektor Pertanian

Kamis, 27 Oktober 2022 14:55

DIWAWANCARAI - Abdul Rofik, Anggota Komisi II DPRD Samarinda. / Foto: Kaltimtoday

IDENESIA.CO, SAMARINDA –  Pemerintah Kota Samarinda tengah melakukan pengembangan di sektor pertanian dengan memberikan 10 hektare lahan kepada Balai Penyuluh Pertanian (BPP).

Selain itu, ada 10 ribu bibit cabai yang diberikan ke seluruh kecamatan se-Samarinda untuk ditanam di pekarangan rumah-rumah warga. Langkah ini merupakan upaya Pemkot Samarinda untuk melakukan pengendalian inflasi.

Abdul Rofik, Anggota Komisi II DPRD Samarinda menyatakan dukungannya terhadap langkah pemkot dalam mengantisipasi inflasi tersebut.

“Tentunya kita mendukung selagi itu untuk kepentingan masyarakat. Apalagi di sektor pertanian seperti yang telah diinstruksikan presiden, kalau kita ini bisa menjaga inflasi dengan kesiapan ketahanan pangan,” jelas Abdul Rofik, Kamis (27/10/2022).

Abdul Rofik memberikan dukungannya penuhnya. Namun demikian, dirinya tetap mewanti-wanti agar pelaksanaannya bisa dengan serius dilakukan.

“Oleh karena itu dewan setuju saja dan akan serius mengawasi. Kita di dewan akan mendukung, tapi kalau itu nantinya cuman sekadar dagelan tentunya akan kita persoalkan,” pungkasnya.

Untuk diketahui Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DK2P), bakal membagikan 10 ribu bibit cabai dan 500 bibit tomat untuk masyarakat di Kota Tepian.

Pembagian bibit itu, disebut sebagai langkah antisipasi pemerintah menghindari inflasi sesuai dengan arahan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.

Selain pemberian bibit tanaman yang akan disalurkan DK2P melalui setiap kecamatan, Pemkot Samarinda pasalnya juga akan memberikan lahan seluas 10 hektare kepada para petani di empat lokasi berbeda. Yakni dikawasan Palaran, Makroman, Lempake dan Sungai Kunjang.

Tak berhenti sampai di situ bantuan pemerintah nantinya juga akan meliputi pupk, media tanam polibek ukuran 20×30 dan mulsa, yakni material penutup tanaman budidaya.

“Dengan pemberian kepada petani itu jelas sangat membantu, dengan catatan pelaksanaannya harus serius. Dengan arti jangan cuman sekadar program dan nanti sampainya dilapangan tidak ada (pelaksanaannya),” ujar Abdul Rofik
(Advetorial)

Tag berita:
IDEhabitat