IDENESIA.CO, SAMARINDA – Penyakit gagal ginjal akut misteris yang menyerang anak umur 0-5 tahun terus menjadi sorotan serius sejumlah pihak.
Tak terkecuali para legislatif di DPRD Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Meski penyakit berbahaya yang menjangkit anak itu, belum ditemukan di Samarinda, namun para wakil rakyat menegaskan kalau antisipasi patut dilakukan. Semisal menggelar sidak ke sejumlah apotek terkait larangan penjualan obat sirop yang telah diumumkan BPOM.
“Ke depannya harus segera dilakukan sidak kepada apotek atau toko obat, apakah masih menjual obat-obat yang dirasa berbahaya sehingga tidak beredar lagi di masyarakat,” kata Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda Damayanti, Senin (24/10/2022).
Lanjut diungkapkannya, Damayanti sejatinya juga merasa kecewan terhadap kinerja BPOM yang dinilai lamban dalam melakukan pengawasan peredaran obat hingga kasus gagal ginjal akut misterius merenggut banyak nyawa.
“Ini sangat disayangkan. Kenapa obat tersebut telah dipasarkan sejak lama, tetapi baru timbul isu seperti ini setelah adanya kejadian gagal ginjal. Berarti proses pengawasan obat itu sangat kurang, mentang-mentang obat itu beredar kemudian sudah mendapatkan izin tidak dilakukan tindak lanjut lagi dalam pengawasan,” tegas Damayanti.
Dari data dihimpun pada kasus gagal ginjal akut misterius itu, sediktinya sudah menjangkit lebih dari 200 anak di Indonesia dan yang meninggal nyaris menembus 100 di antaranya. Terkait ada permasalahannya, Damayanti dan DPRD Samarinda akan terus memantau keputusan dari pemerintah pusat untuk mengawasi peredaran obat-obat tersebut.
Dengan harapan pihak pusat tidak mendistribusikan obat tersebut diperjualbelikan di apotek, toko, dan swalayan demi mencari laba yang membahayakan orang banyak. (Advetorial)