Kamis, 19 September 2024

Akibat Pemanasan Global, Petani Korea Selatan Panen Pisang

Minggu, 11 Agustus 2024 11:0

BERBICARA - Petani Korea Selatan, Ma Myung Sun./ Foto: VOA

IDENESIA.CO - Negara Korea Selatan yang beriklim sedang dengan 4 musim dapat menjadi produsen pisang, mangga dan markisa akibat pemanasan global yang mengakibat perubahan iklim ekstrem di sebagian negara. 

Umumnya tanaman pisang hanya dapat ditemukan di iklim yang subtopis dan tropis yang hanya mempunyai dua iklim, seperti di Indonesia. .

Tanaman pisang sebenarnya sudah dibudidayakan di Pulau Jeju, sebelah selatan Korsel. Namun, sebagaimana dilaporkan harian Kyunghyang Sinmun, sejumlah petani di berbagai daerah lain ikut menanam pisang dan sukses.

Beberapa pakar pertanian di Heunghae, sebelah tenggara Korsel, mengatakan "pembudidayaan berjalan mulus" tahun lalu sehingga para petani diperkirakan bisa memanen pada pertengahan Maret mendatang.

Adapun para petani di Distrik Taean, barat daya Korsel, berharap dapat memanen pada Februari.

"Senang sekali bisa melihat pohon pisang itu berbuah setelah kami coba tanam sejak 10 tahun yang lalu. Namun pada saat yang sama saya merasa bahwa krisis iklim telah menjadi sangat serius," kata salah satu petani di Korea Selatan, Ma Myung Sun.

Baik pakar di Heunghae maupun Distrik Taean sepakat bahwa faktor kesuksesan pembudidayaan pisang di daerah mereka adalah pemanasan global.

Ke depan, seperti dilaporkan harian Kyunghyang Sinmun, Departemen Pengembangan Pedesaan memperkirakan wilayah negeri yang dikategorikan beriklim sub-tropis bertambah dari 10,1% pada 2020 menjadi 26,6% pada 2060, dan meningkat hingga 62,3% pada 2080.

Dampak pemanasan global?

Selama bertahun-tahun para petani bereksperimen menanam pisang dan buah-buah lain di rumah kaca, tapi perubahan-perubahan signifikan terjadi ketika bunga pada tanaman pisang di Heunghae muncul pada November lalu.

Para petani juga melihat kualitas pisang yang mereka tanam meningkat. Salah satu buktinya kandungan gula pada pisang yang mereka tanam lebih tinggi dari pisang impor. Selain itu, potensi jumlah panen mereka bertambah banyak.

"Kami memprediksi dapat memanen 50 kilogram buah dari setiap pohon dari biasanya 30-35 kilogram," kata seorang petani kepada harian Kyunghyang Shinmun.

Hal ini dilihat pemerintah setempat sebagai peluang besar merevitalisasi perekonomian daerah, sebut harian JoongAng Ilbo.
Badan pengembangan pertanian di Distrik Haenam sedang bereksperimen untuk membudidayakan pisang, mangga, hingga kopi.

Akan tetapi, tidak semua orang gembira dengan berkembangnya pertanian Korsel akibat perubahan iklim dan menjadi kekhawatiran mereka. 

(Redaksi) 



Tag berita:
IDEhabitat