Jumat, 20 September 2024

Binaragawati asal Kalimantan Timur Rum Ningsih : Berotot Adalah Bagian dari Kecantikan

Minggu, 15 September 2024 14:44

POTRET - Atlet binaraga Kalimantan Timur Rum Ningsih berpose dalam eksibisi Women Model Physique pada PON Aceh-Sumut XXI 2024 di Medan, Sumatra Utara, Selasa (10/9/2024). . ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/rwa. (Antara Foto/Jessica Wuysang/Jessica Wuysang)

IDENESIA.CO - Rum Ningsih, binaragawati asal Kalimantan Timur mendefinisikan bahwa "Menjadi cantik bukan hanya memiliki tubuh yang langsing semampai. Berotot adalah bagian dari kecantikan itu sendiri".

Ia baru-baru ini  mengikuti eksibisi cabang olahraga binaraga pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara.

Rum mencoba melawan batas-batas kultus kecantikan. Tren kecantikan modern mematok pada tubuh tinggi langsung, memiliki bokong dan dada yang padat berisi, berkulit putih, berhidung mancung, pipi tirus, dan sebagainya.

Kontruksi tersebut telah terbangun dalam sistem sosial masyarakat. Diakui atau tidak, tubuh yang ditampilkan oleh perempuan merupakan keinginan yang dilihat oleh kaum laki-laki.

Tak luput dalam ingatan saat Disney menunjuk Halle Bailey untuk memerankan karakter Ariel dalam film remake live-action "The Little Mermaid". Disney mendapat nyinyiran dari warganet karena Halle dianggap tidak mewakili cerita awal dari film animasi tersebut.

Halle yang berkulit hitam dianggap tidak merepresentasikan tokoh Ariel yang mereka kenal berkulit putih dengan rambut merah. Namun, Disney mulai memprioritaskan untuk mengambil aktor dari berbagai identitas serta menghapus paradigma yang tak lagi mewakili prinsip perusahaan.

Wacana kecantikan akan terus menerus diusahakan untuk didefinisikan ulang tentang apa itu yang disebut keidealan. Standar kecantikan digembar-gemborkan lewat media baik media daring atau media luring dan dikemas dalam iklan-iklan produk kecantikan.

Pendiri Rumah Filsafat Reza A. A. Wattimena mencoba menerjemahkan pemikiran Filsuf Prancis Jacques Derrida perihal Dekontruksi.

Dalam artikel Reza, Derrida mengatakan kebenaran selalu terkait dengan proses dekonstruksi. Kebenaran bukanlah sesuatu yang mutlak dan tetap, melainkan bergerak sejalan dengan perubahan itu sendiri.

Dekonstruksi yang ditawarkan Derrida hendak mengkritik tradisi logosentrisme yang menekankan kepastian keberadaan dari simbol dan bahasa yang digunakan dalam kerangka berpikir.

Derrida berpendapat bahwa logosentrisme itu salah kaprah. Simbol dan bahasa adalah suatu sistem mandiri yang terbangun dalam pikiran komunikasi.

Dekonstruksi adalah metode yang digunakan Derrida untuk menekankan bahwa bahasa dan simbol tidak pernah bisa mewakili kenyataan yang ada. Keduanya bersifat ambigu dan tidak pasti.

Begitu pula dengan standar kecantikan yang mesti didekontruksi ulang sebagai pemahaman yang ambigu dan tidak pasti sebagai definisi tetap. Cantik adalah simbol semata dan mitos kecantikan merupakan penentu perilaku bukan penampilan.

 Meskipun kelas Women Model masih dalam status eksibisi, PON telah membuka pintu bagi perempuan untuk mengatasi batas-batas-batas yang telah ada. 

Pada PON XXI, enam binaragawati berkompetisi dalam kelas ini. Mereka adalah Ervina Sundalagi dari Sulawesi Utara, Rum Ningsih dari Kalimantan Timur, Sheilla Zaein Vad Aq dari Sumatera Utara, Firma dari Jawa Timur, dan Nuraini Lukita Martin dari Jawa Tengah. 

Rum menegaskan bahwa binaraga bagi perempuan tidak hanya berkisar pada pembentukan otot, tetapi juga tentang menjaga pola hidup yang sehat. Menurutnya, memiliki otot yang kuat merupakan aset penting di masa tua. 

Meskipun angkat besi telah lama diakui sebagai bagian dari katagori binaraga untuk perempuan, bintang binaraga seperti Nurul Akmah telah menjadi ikon dalam olahraga tersebut. Namun, tampaknya dunia binaraga perempuan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan tempatnya. 

Dan menariknya, prestasi binaragawati Indonesia di lluar negeri cenderung lebih menonjol. Seperti Nilawaty Law yang berhasil membawa medali emas di kejuaraan dunia binaraga dan fitnes Asia 2022 di Moldova. Hal serupa juga dirasakan oleh Tasya Angkouw, Sherley Walandow, dan Imelda Takasowa saat mengikuti WFF PRO-AM Asia Pacific Championships 2024 di Manila, Filipina, dimana Imelda mencatatkan prestasi yang mengesankan. 

Kurangnya mendapat sorotan media masa yang membuat pencapaian mereka kurang dikenal di dalam negeri, tidak melunturkan semangat mereka untuk terus berprestasi. Rum dan rekan-rekannya berharap agar binaraga kelas wanita dapat diperlombakan secara resmi dalam PON mendatang, sehingga eksibisi ini dapat menjadi jembatan bagi masa depan olahraga binaraga perempuan di Indonesia. 

(Redaksi) 

Tag berita:
IDEhabitat