"Atau kalau mau kita ubah, 'Oh, nggak bisa kelamaan harinya atau terlalu banyak frekuensinya'. Kalau begitu, ya, kita 50 menit tiga hari dalam seminggu itu pun masih bisa," imbuh Michael.
Untuk membuat program, Michael menjelaskan bahwa program harus mengacu pada prinsip FITT (Frequency, Intensity, Time, dan Type). Dalam contoh yang telah disebutkan, itu berarti frekuensi jalan cepat dapat dilakukan dalam 3-5 kali seminggu.
Kemudian "intensity" berarti masuk dalam kategori sedang, serta "time" berarti durasi jalan cepat yang dibutuhkan selama 30-50 menit dalam sekali latihan. Sementara "type", jalan cepat termasuk dalam jenis olahraga aerobik.
Namun Michael mengatakan nantinya jenis olahraga anaerobik juga perlu dilakukan setelah kebiasaan olahraga dengan intensitas sedang telah terbentuk guna melatih otot-otot tubuh.
"Mau ditingkatkan boleh-boleh saja karena mungkin jalan cepat itu intensitasnya sudah terlalu ringan buat dia karena terbiasa. Tapi bagi orang yang tidak biasa, 'Saya nggak pernah olahraga', langsung diberikan yang intensitasnya berat ya tentu nggak bisa. Atau yang obesitas dipaksa untuk jalan untuk jogging, ya, nggak bisa. Jadi itu (jalan cepat) adalah yang paling ringan," kata Michael.
(Redaksi)