Rabu, 15 Januari 2025

Carolus Tuah: Aktivis Kritis yang Tak Terbeli

Jumat, 10 Januari 2025 23:34

FOTO - Sosok Aktivis Carolus Borromeus Beatrix Tuah Tennes dalam kenangan Andi Harun Wali Kota Samarinda Terpilih. (IST)

IDENESIA.CO- Andi Harun, Wali Kota Samarinda terpilih, menyampaikan rasa bela sungkawa yang mendalam atas kepergian aktivis Carolus Borromeus Beatrix Tuah Tennes, yang lebih dikenal dengan nama Carolus Tuah. Menurut Andi Harun, Tuah adalah sosok yang sangat berarti dalam dunia aktivisme dan demokrasi di Kalimantan Timur (Kaltim).

Dalam wawancara dengan awak media, Andi Harun mengenang Tuah sebagai seorang aktivis yang cerdas, tegas, dan kritis, yang tak pernah bisa dibeli dengan uang. Tuah, yang juga pernah menjabat sebagai Koordinator Pokja 30, dikenal dengan kritik tajamnya terhadap berbagai kebijakan yang dirasa tidak berpihak pada masyarakat.

Andi Harun mengatakan bahwa dirinya sudah lama mengenal Tuah, bahkan sebelum terpilih sebagai Wali Kota Samarinda. Mereka sering bertemu dan berdebat di berbagai forum publik, baik itu soal isu besar maupun topik yang lebih ringan.

Seiring berjalannya waktu, meskipun diskusi mereka mulai berkurang setelah Tuah memilih untuk bekerja di Kabupaten Mahakam Ulu, setiap kali Tuah kembali ke Samarinda, mereka selalu meluangkan waktu untuk bertemu dan berbincang, terutama soal demokrasi, publik, dan masalah korupsi yang masih menjadi perhatian bersama di Kaltim.

"Saya mengenal Tuah sebagai teman diskusi yang sangat tajam dalam berpikir. Setiap kali kami berbincang, pasti ada saja isu-isu yang menarik tentang demokrasi dan korupsi yang ia angkat. Dia adalah orang yang tak bisa dibeli, kritis, dan menjadi panutan banyak aktivis muda di Kaltim," kenang Andi Harun.

Salah satu momen tak terlupakan yang diceritakan Andi Harun adalah ketika Tuah memberikan tantangan langsung padanya saat kampanye Pilkada Samarinda 2020. Saat Andi Harun tengah berkampanye di kawasan Sambutan, Tuah tiba-tiba menginterupsi dengan mengatakan.

 "Bung, enggak usah banyak narasi. Kalau kamu bisa membereskan persoalan air bersih di Pelita IV itu sudah top. Saya sudah lama tinggal di sini, tidak pernah nyaman karena kekurangan air bersih," kenang AH.

Intrupsi tersebut bukan hanya menggeser seluruh narasi kampanye Andi Harun, tetapi juga menjadi tantangan yang memacu dirinya untuk menuntaskan masalah air bersih di kawasan tersebut. Andi Harun pun menanggapi tantangan itu dengan janji untuk menyelesaikannya dalam waktu lima bulan jika terpilih. Tak lama setelah terpilih, Andi Harun menepati janjinya dengan mengalirkan air bersih di Pelita IV dalam waktu tiga bulan.

Momen tersebut memperlihatkan bagaimana Tuah selalu mendorong pemimpin untuk bertindak nyata dan menyelesaikan masalah masyarakat, bukan sekadar berjanji.

"Saya ingat, setelah masalah itu selesai, kami bertemu lagi di kafe. Saya bilang ke dia, ‘Jangan gengsi, ayo akui, saya sudah buktikan bisa wujudkan tantangan dari lu,'" tambah Andi Harun.

Sebagai seorang pemuda Dayak yang inspiratif, Tuah dikenang oleh Andi Harun sebagai sosok yang tidak pernah mundur dalam memperjuangkan apa yang diyakininya, dengan sifat egaliter dan kritis yang luar biasa. Kepergian Tuah meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang pernah berjuang bersama untuk perubahan di Kaltim.

"Selamat jalan, Bung. Kamu telah menjadi teladan bagi kami semua," tutup Andi Harun.


(tim redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat