IDENESIA.CO- Andi Harun, Wali Kota Samarinda terpilih, menyampaikan rasa bela sungkawa yang mendalam atas kepergian aktivis Carolus Borromeus Beatrix Tuah Tennes, yang lebih dikenal dengan nama Carolus Tuah. Menurut Andi Harun, Tuah adalah sosok yang sangat berarti dalam dunia aktivisme dan demokrasi di Kalimantan Timur (Kaltim).
Dalam wawancara dengan awak media, Andi Harun mengenang Tuah sebagai seorang aktivis yang cerdas, tegas, dan kritis, yang tak pernah bisa dibeli dengan uang. Tuah, yang juga pernah menjabat sebagai Koordinator Pokja 30, dikenal dengan kritik tajamnya terhadap berbagai kebijakan yang dirasa tidak berpihak pada masyarakat.
Andi Harun mengatakan bahwa dirinya sudah lama mengenal Tuah, bahkan sebelum terpilih sebagai Wali Kota Samarinda. Mereka sering bertemu dan berdebat di berbagai forum publik, baik itu soal isu besar maupun topik yang lebih ringan.
Seiring berjalannya waktu, meskipun diskusi mereka mulai berkurang setelah Tuah memilih untuk bekerja di Kabupaten Mahakam Ulu, setiap kali Tuah kembali ke Samarinda, mereka selalu meluangkan waktu untuk bertemu dan berbincang, terutama soal demokrasi, publik, dan masalah korupsi yang masih menjadi perhatian bersama di Kaltim.
"Saya mengenal Tuah sebagai teman diskusi yang sangat tajam dalam berpikir. Setiap kali kami berbincang, pasti ada saja isu-isu yang menarik tentang demokrasi dan korupsi yang ia angkat. Dia adalah orang yang tak bisa dibeli, kritis, dan menjadi panutan banyak aktivis muda di Kaltim," kenang Andi Harun.
Salah satu momen tak terlupakan yang diceritakan Andi Harun adalah ketika Tuah memberikan tantangan langsung padanya saat kampanye Pilkada Samarinda 2020. Saat Andi Harun tengah berkampanye di kawasan Sambutan, Tuah tiba-tiba menginterupsi dengan mengatakan.
"Bung, enggak usah banyak narasi. Kalau kamu bisa membereskan persoalan air bersih di Pelita IV itu sudah top. Saya sudah lama tinggal di sini, tidak pernah nyaman karena kekurangan air bersih," kenang AH.