"Tetapi kemampuan keuangan daerah bahkan negara itu juga tidak mencukupi," imbuhnya.
Ia menambahkan, anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN sudah termasuk dari gaji dan tunjangan guru.
Sebelumnya, Kadisdikbud Samarinda, Asli Nuryadin membenarkan jika Samarinda saat ini kekurangan guru yang tersebar di beberapa kecamatan.
"Sekarang ini Samarinda kekurangan guru sebanyak 1680 dan jumlah tenaga honorer sebanyak 1132. Jika dikalkulasikan masih ada 549 guru yang harus merangkap," kata Asli.
Akibatnya, ratusan guru tersebut harus merangkap banyak tugas mengajar.
"Dikarenakan ketidakmampuan mengangkat guru yang bergaji sekitar Rp 500 ribu rupiah," ucap Asli.
(Advertorial)