Sementara itu, Indonesia sudah memiliki berbagai kerja sama internasional dengan AS, terutama di bidang ekonomi. Dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS, negara ini berpotensi memperluas kerja sama dan perdagangan dengan negara-negara anggota BRICS lainnya.
"Dengan keanggotaan ini, kita secara strategis bisa lebih memanfaatkan kekuatan dari India, Brasil, Rusia, dan negara lainnya, terutama untuk benchmark," jelas Airlangga
Misalnya, Indonesia dapat memperkuat hubungan dengan Brasil yang memiliki keunggulan di sektor perkebunan dan energi. Brasil, yang memiliki keunggulan dalam produksi tebu untuk gula dan etanol, bisa menjalin kerja sama lebih erat dengan Indonesia, yang unggul dalam produksi kelapa sawit.
Di sisi lain, Rusia yang memiliki potensi besar dalam sektor energi juga menawarkan peluang kerja sama yang menjanjikan. "Dengan Rusia punya potensi ke depan, dia punya resources energi," ujarnya.
Selain peluang kerja sama, keanggotaan dalam BRICS juga memberikan Indonesia potensi besar dalam perdagangan internasional. Indonesia selama ini tercatat memiliki surplus perdagangan dengan anggota BRICS, yang semakin membuka potensi ekonomi dan peluang baru bagi negara ini.
Dengan strategi yang matang dan pemanfaatan keanggotaan BRICS, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisi ekonomi globalnya dan semakin meningkatkan daya saing di berbagai sektor.
(Redaksi)