Semakin sering seseorang menggunakan antibiotik, makin rentan terhadap infeksi superbug.
Pada 2016, seorang perempuan di Nevada meninggal karena infeksi yang ditemukan kebal terhadap 26 antibiotik berbeda yang tersedia di Amerika Serikat. Ia tertular infeksi di rumah sakit India saat mengobati patah kaki.
Mengutip Antara, pakar mikrobiologi klinis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Yulia Rosa Saharman menjelaskan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat seperti terlalu sedikit, sering atau berkepanjangan membuat bakteri mencoba mempertahankan bentuknya dengan bermutasi.
“Dia membentuk seperti tameng dan mengubah bentuk, jadi antibiotik tidak bisa membunuh bakteri tersebut,” katanya. Ia mengatakan, mutasi bakteri berubah sifatnya.
Superbug bisa dicegah, cara tidak menggunakan antibiotik sembarangan.
Antibiotik tidak boleh digunakan sembarangan, harus mengikuti resep dan petunjuk dokter.
“Misalnya diresepkan antibiotik lima hari, jangan diminum hanya satu hari, enggak bisa seperti itu. Itu yang memicu akhirnya superbug berubah bentuk,” kata Yulia.
(Redaksi)