Jumat, 22 November 2024

Jejak Situs Sejarah di Karst Sangkulirang-Mangkalihat, Jadi Penanda Peradaban Awal Manusia di Nusantara

Senin, 19 Desember 2022 15:51

PEMANDANGAN: Karst Sangkulirang-Mangkalihat

Di sini juga ditemukan tulang, wadah yang terbuat dari tanah liat, serta alat-alat yang terbuat dari batu.

Masih dari hasil penelitian, diperkirakan penyebaran rumpun manusia purba Austronesia diawali dari pegunungan karst Sangkulirang.

Ini artinya, Karst Sangkulirang Mangkalihat menjadi titik awal kemunculan manusia purba yang ada di bumi pertiwi.

Ketika dieksplorasi, kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat memiliki beberapa bagian pada puluhan gua berlorong panjang dengan hiasan ornamen alami beserta stalagtit dan stalagmit mengagumkan.

Sedangkan flowstone yang terjajar indah memancarkan kristal kalsit yang memukau mata.

Mengeksplorasi gua-gua bawah tanah juga menjadi tantangan sendiri buat para penjelajah karena ketinggian air pada tiap-tiap spot berbeda.

Selain potensi sungai bawah tanah yang bisa dimanfaatkan, kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat juga punya potensi alam lain yang bisa meningkatkan nilai ekonomi, seperti hutan kayu dan non kayu, batuan mineral, potensi wisata alam, serta sarang burung walet yang cukup menjanjikan.

Tidak hanya itu, keanekaragaman hayati begitu berlimpah yang ditawarkan kawasan karst ini juga sangat kaya karena tempat ini dihuni oleh hewan endemik seperti orangutan.

Di tempat ini juga terdapat situs berharga, seperti untuk bidang paleontologi, arkeologi, situs fosil, struktur geologi-mineral, litologi, serta beragamnya flora dan fauna endemik.

Untuk itu, Pemprov Kaltim, bekerjasama dengan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada, berupaya menyusun draft Rencana Induk Geopark Sangkulirang-Mangkalihat.

Targetnya, gugusan karst ini bisa mendapat pengakuan sebagai warisan geologi oleh Kementerian ESDM RI.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
IDEhabitat