Minggu, 24 November 2024

Daerah Samarinda

Jelang Pilkada Samarinda 2024, Empat Bacalon Wawali Samarinda Berikan Gagasan Ide untuk Selesaikan Permasalahan di Kota Tepian

Minggu, 23 Juni 2024 22:49

Diskusi politik yang dihadiri Wali Kota Samarinda, Andi Harun beserta empat kandidat Bacalon Wawali Samarinda yang membahas penyelesaian dan pembangunan Kota Tepian yang lebih baik di masa 2024-2029. (IST)

IDENESIA.CO - Jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada November 2024 mendatang, terdapat empat nama  bakal calon wakil wali kota yang dengan serius mendiskusikan kemajuan Kota Tepian di masa mendatang.

Keempat nama itu Bacalon Samarinda itu adalah Syaparuddin-Ketua Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Samarinda, Saefuddin Zuhri-Anggota DPRD Kaltim Partai NasDem, Agus Tri Sutanto-Sekretaris DPRD Samarinda dan Daniel Mahendra Yuniar-CEO Cahaya Fajar Kaltim.

Keempat orang tersebut dengan serius mengkaji dan membahas kemajuan dan masalah Kota Tepian dalam Diskusi Politik Pilkada Kota Samarinda 2024-2029 yang digelar di kedai Setiap Hari Coffee, Jalan Ir. Juanda Samarinda, Sabtu (22/6/2024) malam tadi.

Pada diskusi tersebut, turut hadir Wali Kota Samarinda Andi Harun yang dengan antusias mendengar gagasan dari keempat bacalon tersebut. Dari diskusi yang terjadi, Andi Harun menegaskan bahwa dengan latar belakang yang beragam dari keempat bacalon wawali justru menjadi nilai tambah pada perbincangan hangat malam tadi.

“Saya kira semua bacalon tampil dengan kapasitas masing-masing dengan keunggulan masing-masing dibidangnya. Dan gagasan yang berkembang malam ini adalah bagian dari pokok pikiran yang akan kita tuangkan dalam visi misi, 2024-2029,” jelas pria yang karib di sapa AH itu.

Salah satunya, dijelaskan AH bahwa untuk membangun Samarinda yang lebih baik di waktu 2024-2029 maka tidak harus terfokus dengan penggunaan anggaran negara. Semisal membuka ruang investasi dari swasta maupun pihak asing.

Gagasan tersebut kokoh dibahas karena keempat Bacalon Wawali Samarinda berasal dari latar belakang pengusaha, birokrat dan legislatif.

Dengan komposisi tersebut, AH melihat adanya kesinambungan dan sinergitas pokok pikiran para kandidat untuk membangun Samarinda yang lebih baik. Baik dari sudut pandangan pengusaha, kemudahan birokrasi dan penguat regulasi dari legislatif.

“Intinya segala hal tentang kekuatan daerah yang menjadi destinasi investasi yang baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Selain itu, AH juga menerangkan diskusi keempat Bacalon Wawali Samarinda itu juga dengan serius membahas masalah menahun yang terus terjadi di Kota Tepian. Yakni perihal banjir yang masih memerlukan waktu penanganan lanjutan.

“Malam ini juga berkembang diskusi menuntaskan banjir, ini persoalan pelik yang sudah terus terjadi, tapi tetap harus ditangani dan ini membutuhkan waktu. Kita sudah tangani dengan benar, sekarang tinggal menunggu waktu lagi untuk menyelesaikannya hingga tuntas,” tegasnya.

Antusias AH pada diskusi politik malam tadi tak hanya sebatas itu. Sebab pada ruang diskusi tersebut, AH juga turut menyorot pembahasan keempat kandidat yang membedah perihal ketahanan pangan.

Baik dari sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Lanjut AH, pembahasan ketahanan pangan sejatinya penting untuk dikaji, sebab ketahanan daerah sangat bergantung dengan ketahanan pangan.

“Seperti yang pak Safar bilang, di satu sisi untuk pertanian kita sudah bergerak dengan perluasan lahan. Seperti di Makroman dan Sambutan kita ada melakukan pembebasan lahan 50 hektare,” terangnya.

Meski demikian, hal tersebut masih dirasa belum cukup. Ide-ide pun bermunculan dari para kandidat, seperti memperluas jangkauan lahan pertanian hingga ke luar Kalimantan.

“Kita perlu strategi ekonomi dengan kerja sama antar daerah. Nantinya kita bisa mendorong punya perusda lain yang bertempat semisal di Sulawesi atau di Jawa. yang mana hasilnya akan menguatkan ketahanan pangan kita di Samarinda,” kata dia.

Gagasan ide tersebut tentu sangat baik disambut AH. Karena yang telah ditegaskannya, kalau ketahanan daerah sejatinya bersumber dari ketahanan pangan.

“Begitu juga nantinya dengan perikanan yang harus kita kuatkan, daging demikian. Itu semua adalah strategi yang harus kita lakukan untuk kekokohan ketahanan pangan di masa mendatang,” pungkasnya.

(tim redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat