IDENESIA.CO - Di Indonesia ternyata ada sebuah kampung yang mulai dari makan, bangunan, hingga keseharian semuanya dilakukan bersama-sama tanpa ada perbedaan ataupun perselisihan. Kampung itu bernama Kampung Majelis Ta'lim Fardhu (Matfa).
Kampung Matfa merupakan sebuah kampung yang berada di Langkat. Nama aslinya Kampung Darussalam. Kampung ini juga sering disebut kampung kasih sayang atau kampung sejahtera.Kampung ini sejumlah penduduknya menerapkan susah senang ditanggung bersama.
Berlokasi di Dusun III Darat Hulu, Desa Telaga Said, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, kampung ini memiliki keunikan tersendiri. Dihuni oleh 260 KK atau sekitar 1100an jiwa, masyarakat di sini hidup secara berdampingan.
1. Uniknya, menu makanan yang disantap penduduk di kampung ini selalu sama
Terdapat satu pintu masuk utama yang berdekatan dengan masjid. Di depan masjid, ada Baitul Mal. Baituil Mal ini yang dijadikan wadah penyimpanan pendapatan warga setempat.
Uniknya, menu makanan yang disantap penduduk di kampung itu selalu sama. Hal itu terlihat, saat berada di lokasi, siang hari, tampak para ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok sedang memasak bahan yang tersedia. Bahan-bahan tersebut di ambil dari kebun dan peternakan mandiri di kampung tersebut. Setiap hari, warga bergiliran untuk memasak.
Nantinya, makanan tersebut akan dibagikan untuk seluruh penduduk. Setelah makanan dibagikan, satu per satu perwakilan keluarga datang mengambil jatah makanan dan kemudian membawanya ke rumah masing-masing.
2. Kampung ini menerapkan kebersamaan dalam keseharian
Sistem sosial yang diterapkan penduduk Kampung Matfa memang didasari dua hal, kasih dan sayang. Semuanya dilakukan secara bersama-sama dan diputuskan melalui musyawarah.
3. Sejarah Kampung Matfa bermula ketika seorang ulama bernama Yang Mulia Tuan Guru membuka lahan
Kampung Matfa bermula ketika seorang ulama bernama Yang Mulia Tuan Guru, KH. Ali Mas'ud bin Abdullah yang membuka lahan.
Awalnya hanya ada keluarga dari Tuan Guru Ali Mas'ud bin Abdullah Kini, Kampung Matfa diteruskan oleh Yang Mulia Tuwan Imam (33). Ia dinilai warga punya kelebihan yang mewariskan kharisma dari ayahnya.
4. Di kampung ini, warga menetap di barak, bangunan yang memiliki ukuran yang sama
Di kampung ini, warga menetap di barak, bangunan yang memiliki ukuran yang sama. Selain itu, semua warga juga mengonsumsi olahan makanan yang sama. Sehingga tidak ada yang berbeda satu sama lain.
Soal pemenuhan kebutuhan, kampung ini mencukupi bahan-bahan makanan secara mandiri. Lahan yang berkisar 20 hektare ini dimanfaatkan untuk mengelola lahan pertanian, kolam ikan, peternakan ayam, dan usaha lainnya.
Di kampung ini juga terdapat sekolah dan layanan kesehatan. Bagi warga yang sakit bisa melakukan pengobatan di rumah sehat yang tersedia. Semua pelayanan tersebut tidak dipungut biaya alias gratis, dengan sumber dana dari Baitul Mal. (Redaksi)