Kamis, 5 Desember 2024

Manfaat Makan Porsi Kecil tapi Sering Mampu hingga Tingkatkan Metabolisme

Jumat, 21 April 2023 18:13

ILUSTRASI - Makan Porsi Sedikit. / Foto: Istimewa

IDENESIA.CO -  Banyak masyarakat yang bertanya manakah pola makan yang baik porsi banyak atau makan porsi sedikit tapi lebih sering dengan waktu 2-3 kali sehari ? 

Pola makan merupakan cara makan rutin yang dilakukan seseorang. Pola makan meliputi jumlah porsi, waktu makan, serta bahan makanan apa saja yang dikonsumsi.

Banyak orang percaya bahwa makan porsi sedikit tapi sering lebih bagus untuk kesehatan dan mampu menurunkan berat badan.

Hal ini disebabkan karena metabolisme pada tubuh terus bekerja walaupun hanya sedikit makanan yang masuk.

Pro kontra ini juga terjadi di kalangan ahli gizi dan pakar kesehatan. Tetapi sebuah telah dilakukan penelitian untuk membuktikan kebenarannya.

Dilansir melalui Cooking Light (3/11), begini penjelasan yang didapat mengenai manfaat makan porsi sedikit tapi lebih sering:

Makan Secara Rutin Dapat Mengendalikan Nafsu Makan

Saat tubuh tidak menerima asupan makan dan merasa kelaparan, maka kadar gula dalam darah akan turun secara signifikan.

Menjalankan pola makan yang sehat secara sering dan konsisten akan menjadi lebih baik daripada hanya makan 1-3 kali dalam sehari.

Setidaknya selipkan waktu untuk camilan pada sore hari sebelum makan malam untuk mengendalikan nafsu makan.

Membiarkan tubuh kelaparan dalam jangka waktu yang lama akan membuat tubuh kehilangan kendali untuk nafsu makan.

Pada penelitian yang dilakukan pada 2013 tentang obesitas, ditemukan bahwa orang yang makan 6 kali sehari secara signifikan lebih sedikit merasa kelaparan dan lebih cepat kenyang.

Temuan lainnya justru menunjukkan bahwa 3 kali makan dalam sehari tidak memberikan pengaruh pada penurunan gula darah.

Meningkatkan Metabolisme Tubuh

Pernyataan bahwa dengan makan lebih sering akan mampu meningkatkan metabolisme tubuh ternyata benar. Kondisi ini disebut sebagai efek thermic yang ditimbulkan oleh makanan.

Prinsip efek thermic makanan adalah makan makanan yang lebih sedikit namun frekuensinya lebih sering dapat meningkatkan metabolisme.

Secara teori, jika asumsi kalori makan dalam sehari sebanyak 1800 kalori dibagi dalam 6 kali waktu makan maka kemungkinan kalori yang dibakar akan meningkat.

Menurut penelitian juga dikatakan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan dalam pembakaran energi selama 24 jam antara 1-3 kali waktu makan dengan 5-7 kali waktu makan dalam sehari.

Perbedaan yang terjadi lebih kepada pembakaran kalori, apakah 300 kalori sebanyak 6 kali atau 600 kalori sebanyak 3 kali.

Jeda Makan yang Terlalu Lama Menyebabkan Metabolisme Melambat

Banyak orang yang melewatkan makan siang karena sibuk beraktivitas.

Ternyata melewatkan jam makan seperti ini dipercaya dapat memperlambat metabolisme tubuh dan mengurangi jumlah kalori harian yang dibakar.

Penelitian ini juga dilihat melalui praktik intermittent fasting yang membuat kondisi tubuh tidak menerima asupan selama beberapa jam.

Pada tren pola makan ini, kamu hanya bisa makan selama 3-5 jam dalam sehari dan sisanya harus berpuasa.

Ternyata hasil observasi pola makan seperti ini justru terbukti adanya perlambatan metabolisme pada tubuh.

Selain itu, saat tubuh tidak menerima asupan makanan dan melakukan metabolisme maka pembakaran kalori juga berhenti.

(Redaksi)

 

Tag berita:
IDEhabitat