Jumat, 22 November 2024

Sosok Inspiratif

Membaca Soe Hok Gie, Sang Pengkritik Soekarno dan Perjalanan Terakhir Menuju Puncak Gunung Semeru

Mati di Ketinggian 3676 mdpl, 16 Desember 1969

Kamis, 16 Desember 2021 17:25

Monumen Soe Hok Gie. Membaca Soe Hok Gie, Sang Pengkritik Soekarno dan perjalanan terakhir menuju puncak Mahameru 16 Desember 1969. (Dok. Mapala UI)

IDENESIA.CO - Muda, berani dan berbahaya begitulah sekelumit gambaran sosok Soe Hok Gie.

Aktivis terbaik yang hidup di era Orde Lama hingga transisi masa Orde Baru.

Ya, Soe Hok Gie dikenal sebagai Sang Pengkritik Soekarno, yang kala itu memimpin bangsa Indonesia pasca kemerdekaan.

Tulisan dan aksi Soe Hok Gie kerap membuat panas dingin penguasa yang duduk di singgasana kekuasaan.

Bahkan Soe Hok Gie disebut-sebut sebagai aktivis yang jadi tokoh kunci terbentuknya aliansi mahasiswa dan ABRI pada masa lalu.

Apalagi kalau bukan menggulingkan Orde Lama, tujuannya kala itu.

Inilah kisah Soe Hok Gie, Sang Pengkritik Soekarno dan perjalanan terakhirnya menuju puncak Mahameru 16 Desember 1969.


Memoriam Soe Hok Gie semasa hidup. (Dok Mapala UI)

Mengutip Harian Kompas, 5 Juni 1983, Gie telah menulis catatan sejak berusia 15 tahun.

Ia mencatat hal-hal penting dan menarik dari karya-karya sekelas Spengler, Shakespeare, Andre Gide, Amir Hamzah, dan Chairil Anwar.

Pria yang mengenyam pendidikannya di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra tahun 1962 ini banyak melontarkan ide-ide kritisnya ketika terjadi pergolakan politik pada 1966.

Pada saat itu, Gie ikut serta dengan mahasiswa lain untuk turun ke jalan dalam aksi Tritura.

Ia pun disebut sebagai tokoh kunci terjadinya aliansi mahasiswa-ABRI pada 1966.

Berbeda dari 13 mahasiswa yang diangkat menjadi anggota parlemen pada tahun-tahun pertama pesta kemenangan Orde Baru, Gie justru menolak tawaran tersebut.

Ia tetap memilih sebagai unsur moral force, yakni dengan cara kembali ke kampus untuk menggalang kekuatan alternatif sejati.

Gie sering mendengar cerita tentang oknum-oknum yang menampar rakyat biasa pada masa Orde Baru.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat