Kedua suku tersebut diyakini sebagai keturunan langsung Yakjuj Makjuj yang tinggal di permukaan bumi sampai sekarang.

Menurut catatan sejarah, dua suku ini berkoalisi dengan Babilonia dan ikut menghancurkan Yerusalem pada tahun 587 sebelum masehi.

Tidak cukup dengan sejarah tentang keberadaan Yakjuj Makjuj yang bersemayam di pegunungan Kaukasus yang sering diceritakan.

Jika berkunjung ke celah Darial saat ini, maka akan ditemukan tembok yang menutupi sebuah wilayah yang dikatakan dalam kitab suci sebagai penghalang Yakjuj Makjuj.

Menurut cerita yang berkembang, Raja Zulkarnain membuat konstruksi menggunakan bebatuan dengan logam kokoh berlapis anti karat.

Besi yang dibuat untuk membuat tembok yang mengurung Yakjuj Makjuj adalah material logam yang dipanaskan dan dilapisi cairan tembaga.

Kontruksi yang kokoh ini tidak memungkinkan untuk dilubangi maupun dirusak menggunakan peralatan manual.

Pendapat dan spekulasi yang mengatakan bahwa Yakjuj Makjuj melubangi tembok Zulkarnain tersebut perlu dikaji lebih jauh kebenarannya.

Karena konstruksi tembok besi berlapis tembaga ini bukanlah lempengan besi tipis, melainkan konstruksi balok-balok besi yang mampu menahan air maupun benturan keras dari dalam.

Dengan konstruksi dinding yang kokoh semacam itu, mustahil bagi siapapun untuk melubanginya atau bahkan merusaknya menggunakan peralatan manual.