Tidak hanya itu, kuliner Indonesia juga menjadi daya tarik utama.
Veronika Dian Anggarapeni, seorang mahasiswa dari Program Magister Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada, berhasil memukau pengunjung dengan hidangan khas Indonesia seperti es dawet, es teh, bakwan sayur, bakwan jagung, dan sate ayam yang selalu laris manis selama tiga hari berturut-turut.
Seni musik angklung juga berhasil mencuri perhatian. Hizkia Pertiwi menampilkan beberapa lagu, termasuk "Ibu Kita Kartini", "Arirang", dan "Cucak Rowo".
Sementara itu, Tari Daerah yang ditampilkan oleh Tresna Maya Sofa, seorang dosen tari dari Universitas Negeri Yogyakarta, memberikan penampilan yang mengesankan dengan medley tari daerah.
"Menariknya, dalam pertunjukan angklung dan tari daerah, mahasiswa Korea juga ikut tampil setelah melakukan latihan selama dua minggu. Hal ini mencerminkan semangat kolaboratif antara kedua budaya," ujar Veronika Dian Anggarapeni, Mahasiswa Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada (UGM).
Acara juga dihadiri oleh Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sjamsul Hadi, dan Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Utama, Gogot Suharwoto, Atase Pendidikan KBRI Seoul periode 2021-2024, beserta delegasi Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek yang diterima oleh Presiden BUFS. Prof. Soon Heung Chang dan berdiskusi tentang peran Indonesia Centre di BUFS.