Minggu, 6 Oktober 2024

Pencegahan Penyakit Sepsis pada Bayi dan Balita

Minggu, 17 September 2023 11:46

ILUSTRASI - Penyakits Sepsis Pada Bayi. / Foto: Istimewa

IDENESIA.CO - Penyakit Sepsis umumnya dialami anak, terutama bayi atau balita, berpotensi menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Meski demikian penyakit ini masih bisa dicegah.

Sepsis pada bayi atau sepsis neonatorum adalah kondisi yang terjadi ketika adanya bakteri, virus atau jamur yang masuk ke dalam darah dan menimbulkan infeksi, namun tubuh meresponnya dengan terlalu agresif sehingga mengakibatkan peradangan di seluruh tubuh bayi.

Gejala Sepsis pada Bayi
Penyakit ini tidak memiliki gejala yang spesifik, sehingga sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain seperti pendarahan otak, sindrom distress pernapasan maupun pneumonia.

Berikut gejala yang ditunjukan oleh sepsis pada bayi:

  • Bayi berwarna kuning
  • Muntah
  • Kesadaran menurun
  • Diare
  • Kejang-kejang
  • Tidak mau menyusu
  • Perut membengkak
  • Kulit memucat
  • Kadar gula darah rendah
  • Terjadi perubahan suhu tubuh, baik menurun maupun meningkat
  • Mengalami sesak napas dan irama detak jantung tidak beraturan

Kapan Harus ke Rumah Sakit untuk Penanganan?

Sepsis pada bayi tidak selalu terjadi ketika bayi baru lahir. Bayi dengan usia dibawah 1 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang sepsis.

Jika bayi menunjukkan gejala di atas, maka segera bawa bayi Anda ke rumah sakit. Kecepatan dan ketepatan penanganan sangat penting dalam menangani sepsis pada bayi.

Penderita sepsis perlu dirawat secara intensif dengan peralatan medis khusus di ruangan NICU untuk bayi neonatal maupun ruangan PICU untuk bayi atau anak yang lebih besar.

Apakah Sepsis pada Bayi Bisa Sembuh?

Ya, penyakit sepsis pada bayi ini bisa sembuh jika penanganan yang dilakukan tidak terlambat dan tepat.

Penanganan Sepsis pada Bayi

Untuk tahap awal, bayi akan melalui pemeriksaan kultur darah atau cairan otak untuk mendeteksi ada atau tidaknya pertumbuhan kuman, bakteri, atau virus.

Jika tidak ditemukan adanya pertumbuhan kuman, maka bayi akan diberi antibiotik selama 7 hingga 10 hari. Sedangkan jika ditemukan adanya bakteri, maka antibiotik perlu diberikan hingga 3 minggu. Selama itu, bayi akan dipantau dengan ketat.

Namun, jika yang ditemukan adalah virus herpes simplex (HSV), maka bayi akan diberi obat antivirus seperti acyclovir.

Kemudian, bayi akan dirawat secara intensif, tanda-tanda vital bayi akan dipantau, serta akan dilakukan pemeriksaan darah secara lengkap.

Jenis-jenis Sepsis Neonatorum

Penyakit ini bisa menyerang bayi neonatal saat proses persalinan, maupun setelahnya.

Sepsis Neonatorum Early Onset

Sepsis jenis ini terjadi ketika proses persalinan berlangsung secara normal. Pada kondisi ini, bayi terinfeksi bakteri atau virus dari tubuh ibu.

Proses infeksi ini dapat terjadi pada waktu persalinan hingga 72 jam setelahnya. Gejala dari sepsis jenis ini bisa terlihat pada 6 jam pertama setelah persalinan.

Beberapa contoh bakteri dan virus yang umumnya menyebabkan sepsis adalah Escherichia coli, Staphylococcus, Streptococcus grup B, dan virus herpes simpleks (HSV).

Sepsis Neonatorum Late Onset

Sepsis ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur dari lingkungan pada waktu 4 hingga 90 hari setelah proses persalinan. Bayi lebih berisiko terhadap jenis sepsis ini jika lama dirawat di rumah sakit.

Jamur atau bakteri yang umumnya menyebabkan penyakit ini adalah jamur Candida, E. coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas, dan Klebsiella.

Penyebab Sepsis pada Bayi

Secara umum, penyebab sepsis neonatorum adalah infeksi dari bakteri, jamur, atau virus. Berikut beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko sepsis menyerang bayi:

  • Bayi lahir secara prematur
  • Terjadi infeksi pada plasenta atau air ketuban (korioamnionitis)
  • Air ketuban ibu pecah terlalu dini, sebelum 18 jam dari waktu persalinan
  • Berat badan bayi saat lahir kurang dari 2 kilogram
  • Bayi dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama
  • Dekat dengan orang yang sedang sakit
  • Proses persalinan dan penggunaan alat medis yang tidak steril,
  • seperti infus atau alat bantu pernapasan.

Pencegahan 

  • Menjaga kebersihan tangan saat hendak menyentuh atau berinteraksi dengan bayi
  • Berikan makanan yang bergizi untuk bayi, agar daya tahan tubuh bayi dapat bertambah kuat untuk melawan infeksi.
  • Pastikan makanan dan minuman yang diberikan pada bayi sudah matang dan bersih
  • Bersihkan ruangan bayi dan barang-barangnya secara rutin dengan melakukan disinfeksi
  • Kontrol kehamilan secara rutin.
  • Segera Tangani Sepsis pada Bayi Sesegera Mungkin
  • Itulah hal-hal yang penting untuk diketahui mengenai sepsis pada bayi. Jika ibu mengalami gejala sepsis neonatorum di atas, segera kunjungi rumah sakit atau panggil bantuan medis agar bayi segera mendapat penanganan yang tepat.

Dengan begitu, pasien kondisi kesehatan bayi tetap didukung sepenuhnya selama proses perpindahan menuju fasilitas kesehatan yang memiliki ruangan NICU atau PICU sesuai dengan kebutuhan bayi.

(Redaksi)

 

Tag berita:
IDEhabitat