IDENESIA.CO - Raksasa Migas Italia mendapatkan Diskon pajak karena pengembangan Blok Indonesia Deepwater Development (IDD) Southern Hub, Gendalo-Gandang.
Hal ini disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memastikan raksasa migas Italia, ENI bakal dikenakan rezim perpajakan yang baru.
Kepastian itu diberikan selepas SKK Migas rampung membahas revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) I Gendalo-Gandang.
Saat ini, SKK Migas tengah mempersiapkan rekomendasi persetujuan PoD I ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Harapannya, akhir bulan ini, dokumen PoD I Gendalo-Gandang sudah diteken Arifin.
“Keekonomianya sudah cukup bagus, kita menerapkan aturan perpajakan yang baru,” kata Tjip sapaan karibnya saat ditemui di sela-sela IPA Convex ke-48, dikutip Rabu (15/5/2024).
Ihwal rezim perpajakan anyar itu, Tjip mengatakan, Eni bakal mendapat keseluruhan pajak sebesar 37,5% saat ini untuk pengembangan lapangan laut dalam yang dilepas Checvron pertengahan 2023 lalu.
Awalnya, pajak yang dikenakan untuk pengembangan Blok IDD secara keseluruhan dipatok di level 44%.
“Dulu kan in total 44%, kemudian 37,5% pajaknya,” kata dia.
Selain persoalan pajak, revisi PoD I itu juga rencananya bakal menyambungkan Blok Gendalo-Gandang dengan fasilitas floating production unit (FPU) Jangkrik milik Eni. Adapun, skema kontrak kerja sama yang dipilih bakal tetap menggunakan rezim cost recovery untuk bagian selatan.
Tjip mengatakan, persetujuan dari Lapangan Gendalo-Gandang bakal diarahkan untuk menjaga produksi Fasilitas Jangkrik di level 700 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) sampai dengan 750 MMscfd.
“Kemarin kan Maha, Gandang, Gendalo, East Merakes, nanti kita akan segera selesai untuk yang PoD-nya itu Geng North,” tuturnya.
SKK Migas melaporkan cadangan gas IDD mencapai sekitar 2,67 triliun kaki kubik (Tcf) dan 66 juta barel minyak (MMbbls).
Sementara itu, gas inplace Geng North belakangan diproyeksikan mencapai 5,3 Tcf dengan kandungan kondensat mencapai 400.000 Mbbls. Plateu produksi Southern Hub direncanakan di level 0,7 Bcfd dan Northern Hub 1 Bcfd.
Sampai saat ini, rencana onstream proyek IDD garapan Eni ditargetkan pada 2027.
Proyek IDD yang berlokasi di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur ini merupakan proyek pengembangan lima lapangan gas di laut dalam di kedalaman antara 975 meter sampai dengan 1.785 meter yang dilakukan secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan gas pasar domestik dan Kilang LNG Bontang.
Blok yang ikut menjadi proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai US$6,98 miliar atau setara dengan Rp104,61 triliun (asumsi kurs Rp14.988) itu sudah ditawarkan ke pasar sejak Juli 2019 lalu.
Kala itu, Chevron dengan kepemilikan hak pengelolaan 62%, memutuskan proyek IDD tidak dapat bersaing dalam portofolio global perusahaan.
Dengan biaya investasi yang diperkirakan mencapai US$6,98 miliar, pengembangan proyek IDD dilakukan dengan dua tahapan pekerjaan, yaitu pengembangan Lapangan Bangka dengan 2 sumur yang dihubungkan ke fasilitas terapung West Seno (FPU) pada tahap I, serta pengembangan Gendalo Gehem (G-G) pada tahap II, yaitu pengembangan Lapangan Gehem, Gandang, Gendalo dan Maha dengan 26 sumur ke 2 unit FPU baru. Dari lapangan-lapangan yang ada, hanya Lapangan Bangka saja yang telah diproduksikan secara komersial pada 17 Agustus 2016 silam.
Sejauh ini, Chevron telah merevisi PoD proyek IDD karena adanya kenaikan nilai investasi dari US$6,9 miliar pada 2007 menjadi US$12 miliar pada 2014. Pada proposal terakhir yang diajukan akhir 2015, nilai investasinya US$9 miliar dengan asumsi kredit investasi di atas 100%.
(Redaksi)