"Kami juga melihat korupsi yang merajalela," katanya.
Aktivis 98 lainnya, Fauzan Luthsa, mengatakan peringatan 26 tahun reformasi digelar bukan hanya sebagai seremonial saja, tetapi mengingatkan bahwa para aktivisi dan korban pelanggaran HAM masih ada dan terus melawan. Apalagi kondisi demokrasi saat ini sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.
Peringatan 26 tahun reformasi ini akan dihelat selama dua hari, mulai dari 22-23 Mei 2024.
"Ini harus terus dirawat agar pemerintah tidak mencoba memutar balikan sejarah," ucap Fauzan.
Selain akan menyajikan pameran ratusan makam dan foto sejarah. Kegiatan peringatan 26 tahun reformasi ini juga akan diisi dengan diskusi yang melibatkan para tokoh mulai dari akademisi, pehiat dan korban pelanggaran HAM berat masa lalu.
(Redaksi)