“Kalau bisa jangan kendaraan berat yang lewat. Karena getaran besar, takutnya ketahanan tanahnya berkurang karena sebagian sudah digali untuk pengerjaan,” jelas Budy.
Budy menerangkan, pihaknya telah memasang pagar seng di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) sepanjang 29 meter yang menjadi titik rawan longsor imbas abrasi, ditambah dengan pemasangan rambu-rambu jalan.
“Saat ini kami sedang dalam tahap pemasangan bore pile atau pondasi beton turap sepanjang 30 meter ke arah eks jembatan gang Nibung. Kami pasang dinding penahan tanah. Pengerjaan sudah sejak tiga minggu lalu,” jelasnya.
Budy menerangkan, pengerjaan 30 meter turap beton di bagian jalan trotoar itu menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) senilai Rp 1,5 miliar, bersumber dari APBD-P kota. Proyek itu ditarget rampung Desember 2022 mendatang.
Disinggung mengenai ancaman cuaca ekstrem yang akan melanda wilayah Kalimtantan Timur seperti imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Budy mengaku belum bisa memastikan jalan tersebut aman terkendali.
“Selama pengerjaan belum selesai, belum bisa dipastikan aman, kecuali kalau sudah selesai. Tapi sekarang pengerjaan turap di sempadan sungai yang dilakukan BWS sudah sebagian, jadi risiko untuk longsor lanjutan sudah berkurang, karena sudah dilindungi,” tambah Budy.
“Termasuk titik rawan akibat longsor yang sebelumnya terjadi, sekarang lagi tahap pengerjaan,” Tutupnya
Diketahui, sebelumnya memang belum dibangun turap. Pengerjaan turap memang baru dikerjakan Pemkot Samarinda pada tahun ini.(Advetorial)