Jumat, 22 November 2024

Tujuan Paus Fransiskus Datang ke Indonesia dengan Mayoritas Muslim Terbesar di Dunia

Selasa, 3 September 2024 23:30

POTRET - Paus Fransiskus tiba di Jakarta, pada Selasa (03/09) ditemani Kemenang, Yaqut Cholis Qoumas./ Foto: Istimewa

IDENESIA.CO - Ketegangan antara umat Islam dan umat Kristen di dunia merupakansalah satu alasan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada Selasa (03/09/2024) . 

Padahal umat muslim sangat banyak di Indonesia menjadi salah satu kunjungan Paus Fransiskus

Menurut , Profesor studi Katolik dari Case Western Reserve University, Jonathan Tan, mengatakan bahwa Paus Fransiskus ingin membangun relasi dengan negara-negara mayoritas Muslim untuk meredam ketegangan antara Islam dan Kristen.

“Saya rasa karena sejak lama, ada ketegangan, kesalahpahaman sepanjang sejarahnya. Saya rasa Paus ingin membuka jalan hubungan yang baru, yang tidak defensif,” ucap Jonathan dikutip dari BBC News Indonesia.

Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo, mengatakan bahwa Paus Fransiskus juga secara spesifik ingin mempelajari Islam di Indonesia yang berbeda dari Timur Tengah.

Jonathan menganggap Paus Fransiskus memang sangat fokus melakukan pendekatan terhadap penduduk Muslim karena banyak konflik di dunia pecah akibat ketegangan antara Islam dan Kristen

Ignatius dan Jonathan melontarkan pernyataan ini untuk menjawab pertanyaan mengenai alasan Paus Fransiskus memilih Indonesia sebagai titik pertama dalam rangkaian tur terpanjangnya selama ia menjadi pemimpin umat Katolik sedunia.

Setelah tiba di Jakarta menggunakan pesawat komersil ITA Airways, Paus Fransiskus diagendakan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu, 4 September.

Pada hari itu, Paus Fransiskus juga dijadwalkan bertemu dengan perwakilan gereja serta komunitas umat Katolik lainnya.

Pada 5 September, ia akan ikut serta dalam dialog antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta. Pada sore harinya, ia bakal memimpin misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno yang bakal dihadiri 80.000 orang.

Selama kunjungannya ke Jakarta pada 3-6 September 2024, Paus Fransiskus dikabarkan tak akan menginap di hotel.

"Beliau memilih tinggal di Kedubes Vatikan di Indonesia. Yang di hotel rombongannya," ujar Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, kepada Kompas.com.

Paus Fransiskus juga disebut enggan menggunakan mobil mewah selama kunjungannya di Indonesia,

"Benar beliau memilih mobil yang banyak digunakan oleh masyarakat di sini, Toyota Innova," kata Suharyo.

Usai agenda di Indonesia rampung, Paus Fransiskus akan bertolak ke Papua Nugini, Timor Leste, dan mengakhiri tur panjangnya ini di Singapura pada 13 September.

Dari keempat negara itu, sebenarnya Papua Nugini dan Timor Leste yang memiliki mayoritas penduduk Kristen/Katolik, sementara kebanyakan warga Singapura beragama Buddha.

Alasan Paus Fransiskus mengawali tur ini di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia

Jonathan Tan mengatakan bahwa Indonesia merupakan bagian penting dari upaya Paus Fransiskus untuk memecah ketegangan antara Kekristenan dan Islam.

“Saya rasa karena sejak lama, ada ketegangan, kesalahpahaman sepanjang sejarahnya. Saya rasa Paus ingin membuka jalan hubungan yang baru, yang tidak defensif,” ucap Jonathan dikutip dari BBC News Indonesia.

Jonathan membeberkan bahwa ketertarikan Paus Fransiskus untuk membangun hubungan baik dengan negara mayoritas Muslim ini sebenarnya sudah terlihat dari rangkaian agenda yang disusun Vatikan sebelumnya.

Berdasarkan rencana awal, Paus Fransiskus seharusnya berkunjung ke Indonesia pada 2020, setahun setelah ia menjadi pemimpin Vatikan pertama yang menginjakkan kaki di Semenanjung Arab pada 2019.

“Pada 2019, Paus ke Uni Emirat Arab dan saya rasa sorotan utama dalam kunjungan itu menunjukkan ketertarikan Paus dalam membangun dialog Muslim-Kristen, hubungan yang lebih baik antara Muslim-Kristen,” katanya dikutip dari da BBC News Indonesia.

“Jadi secara logika, jika tidak ada pandemi Covid-19, fase kedua dari upaya itu adalah mendatangi negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, yaitu Indonesia.”

Jonathan juga menilai Paus Fransiskus sengaja memilih Indonesia bukan hanya karena statusnya sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

“Indonesia tak hanya merupakan negara populasi Muslim terbesar dunia, tapi juga ada keunikan situasi hidup di Indonesia, seperti prinsip Pancasila, di mana Muslim tidak seperti di Arab Saudi atau di Timur Tengah,” katanya.

“Di sana [Timur Tengah], kehadiran dan kepemimpinan Islam sangat kuat dan dominan. Di Indonesia, [Islam dan Kristen] hidup berdampingan dalam harmoni.”

Senada, Ignatius Suharyo juga mengatakan bahwa Paus Fransiskus memang spesifik ingin mempelajari Islam di Indonesia.

“Secara khusus, Vatikan ingin belajar banyak mengenai Islam di Indonesia karena Islam di Indonesia itu berbeda dibandingkan misalnya dengan yang di Pakistan atau yang di Timur Tengah,” ujar Ignatius dalam jumpa pers pekan lalu.

(Redaksi) 

Tag berita:
IDEhabitat