IMG-LOGO
Home Nasional Kolaborasi Pemkot Samarinda dalam Penanganan Banjir: Upaya Terpadu untuk Solusi Jangka Panjang
nasional | umum

Kolaborasi Pemkot Samarinda dalam Penanganan Banjir: Upaya Terpadu untuk Solusi Jangka Panjang

oleh Vanessa - 01 Februari 2025 12:15 WITA
IMG
BEBRICARA - Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Istimewa)

IDENESIA.CO -  Pemerintah Kota Samarinda terus berupaya untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap mengganggu kehidupan warga.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengungkapkan bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci utama dalam menanggulangi masalah ini.

Menurutnya, salah satu langkah strategis yang tengah difokuskan adalah memperkuat infrastruktur penanganan banjir melalui pembangunan tanggul, pemeliharaan saluran, dan pengangkatan sedimentasi.

“Tiga fokus utama kami adalah pembangunan tanggul, perawatan saluran, dan pengangkatan sedimentasi. Kami telah memetakan titik-titik yang perlu diperbaiki untuk solusi jangka panjang,” ujar Andi Harun dalam konferensi pers, Kamis (30/1/2025).

Selain itu, Andi Harun juga menekankan pentingnya pengecekan langsung terhadap lokasi-lokasi rawan banjir, terutama yang berkaitan dengan pembukaan lahan. Rencananya, pada pekan depan, Pemkot Samarinda akan melakukan kunjungan ke lokasi-lokasi tersebut untuk memastikan langkah penegakan hukum di bidang lingkungan berjalan dengan baik.

“Lusa nanti, kami akan mengunjungi lokasi-lokasi yang mengalami pembukaan lahan. Setelah itu, kami akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk penegakan hukum,” ungkap Andi Harun.

Pemkot Samarinda juga mengungkapkan bahwa anggaran yang dialokasikan untuk penanganan banjir terbilang cukup besar, dengan kontribusi dari Pemerintah Provinsi sebesar 15 miliar rupiah untuk perbaikan saluran.

Selain itu, Pemkot akan menambah anggaran untuk melengkapi upaya penanggulangan banjir secara menyeluruh.

“Pembagian tugas juga jelas, Dinas Sumber Daya Alam (SDA) akan mengerjakan bagian tertentu, sedangkan Badan Wilayah Sungai (BWS) fokus pada pengelolaan sedimentasi di Waduk Benanga,” tambahnya.

Namun, tantangan besar dalam pelaksanaan proyek ini adalah proses pembebasan lahan, terutama untuk pembangunan kolam retensi dari Pampang menuju Sungai Siring. Dari 15 hektare lahan yang dibutuhkan, baru sekitar 7 hektare yang telah dibebaskan. Meski demikian, Pemkot Samarinda berkomitmen untuk segera menyelesaikan masalah tersebut agar pembangunan fisik bisa dimulai pada tahun ini.

“Masalah pembebasan lahan memang menjadi tantangan besar. Kami terus berupaya agar proyek ini tetap bisa berjalan sesuai rencana,” tutup Andi Harun.

Dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah kota, provinsi, dan pihak terkait lainnya, diharapkan penanganan banjir di Samarinda bisa lebih efektif dan berdampak jangka panjang untuk masyarakat.
 
 (Redaksi)