IDENESIA.CO – Ribuan warga Lebanon memenuhi kawasan selatan Beirut. Mereka menghadiri pemakaman Haytham Ali Tabtabai pada Senin (24/11/2025). Tabtabai adalah pejabat militer senior Hizbullah yang gugur dalam serangan udara presisi yang Israel lancarkan sehari sebelumnya. Massa yang menyemut ini menunjukkan betapa besar pengaruh komandan yang tewas tersebut terhadap basis pendukung Hizbullah.
Israel terus melancarkan serangan hampir setiap hari ke Lebanon. Mereka berdalih serangan ini menargetkan depot senjata pejuang Hizbullah serta upaya kelompok itu membangun kembali kekuatan militernya. Intensitas serangan Israel dikabarkan meningkat drastis dalam beberapa pekan terakhir, mengancam stabilitas regional.
Serangan terbaru ini secara tajam menyoroti rapuhnya gencatan senjata yang disepakati pada November 2024. Gencatan senjata tersebut sebelumnya bertujuan mengakhiri pertempuran yang berlangsung selama setahun antara Hizbullah dan Israel.
Pertempuran itu dipicu oleh tembakan roket Hizbullah sehari setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas. Akibatnya, pembunuhan Tabtabai kini mempertanyakan validitas kesepakatan damai sementara tersebut.
Presiden Aoun Mengecam: Seruan Intervensi Internasional
Presiden Lebanon, Joseph Aoun, segera mengecam keras serangan Israel tersebut. Ia mendesak komunitas internasional untuk segera turun tangan. Aoun meminta komunitas global menghentikan aksi militer Israel yang terus berlanjut di tengah masa gencatan senjata. Tindakan keras Israel di Beirut Selatan dianggap sebagai pelanggaran berat kedaulatan Lebanon.
Insiden ini terjadi hanya satu minggu sebelum Paus Leo dijadwalkan tiba di Lebanon. Kunjungan Paus Leo ini merupakan kunjungan luar negeri perdananya. Banyak warga Lebanon berharap kedatangan Paus dapat mengirimkan sinyal positif bagi masa depan negara yang tengah diguncang krisis berkepanjangan. Oleh karena itu, serangan Israel menjelang kedatangan tokoh spiritual global ini dianggap sangat provokatif.
Di jalanan Beirut Selatan, lautan manusia mengusung peti jenazah pemimpin Hizbullah yang gugur dalam serangan Israel di distrik Nabatieh, Lebanon selatan tersebut. Para pelayat meneriakkan slogan-slogan anti-Israel dan sumpah pembalasan.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan total lima orang tewas dan 28 lainnya luka-luka akibat serangan tersebut. Angka ini menegaskan tingginya risiko serangan presisi Israel terhadap warga sipil.
Sosok Tabtabai: Komandan Paling Berpengaruh dalam Organisasi
Haytham Ali Tabtabai sendiri merupakan salah satu komandan paling berpengaruh dalam organisasi Hizbullah. Ia dimakamkan bersama sejumlah anggota lain yang juga menjadi korban dalam serangan yang sama. Kematiannya meninggalkan kekosongan signifikan dalam hierarki militer Hizbullah.
Israel mengklaim Tabtabai berperan penting dalam upaya Hizbullah membangun kembali kekuatan militer mereka. Sebaliknya, Hizbullah memujinya sebagai komandan jihad besar yang mendedikasikan hidupnya untuk menghadapi musuh Israel. Level senioritas dan dampak kehilangannya membuat Hizbullah tertekan untuk segera merencanakan respons balasan.
Dalam konteks yang lebih luas, serangan yang menargetkan Beirut Selatan ini menunjukkan pergeseran fokus Israel. Mereka tidak hanya menyerang area perbatasan. Israel kini memperluas operasinya ke jantung pertahanan dan politik Hizbullah.
Implikasinya, eskalasi ini dapat memicu Hizbullah meluncurkan serangan yang lebih besar dan terkoordinasi, mengancam konflik regional yang meluas.
Keputusan yang Mendesak: Masa Depan Gencatan Senjata di Ujung Tanduk
Gencatan senjata yang ditandatangani pada akhir tahun lalu telah menjadi satu-satunya penghalang konflik skala penuh. Pembunuhan Haytham Ali Tabtabai mempertaruhkan semua usaha diplomatik yang telah dilakukan.
Presiden Aoun dan komunitas internasional kini harus bekerja lebih keras. Mereka harus mencegah Lebanon kembali terseret ke dalam perang habis-habisan.
Situasi politik Lebanon juga menghadapi tekanan ganda. Mereka harus menghadapi krisis ekonomi internal dan kini ancaman serangan eksternal yang meningkat. Solidaritas yang ditunjukkan oleh lautan manusia di pemakaman Tabtabai menandakan bahwa dukungan rakyat terhadap Hizbullah tetap kuat.
Oleh karena itu, setiap langkah pembalasan yang Hizbullah ambil akan mendapat dukungan emosional dari basis mereka.
Komunitas internasional, terutama pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi gencatan senjata, harus segera mendesak kedua belah pihak menahan diri. Mereka harus memastikan bahwa kedatangan Paus Leo tidak terganggu oleh pecahnya konflik baru. Dunia kini menanti respons Hizbullah dan langkah diplomasi apa yang akan diambil untuk menghentikan Israel melintasi batas-batas serangan.
(Redaksi)