Jumat, 22 November 2024

Makna dan Sejarah Gaun Putih di Pernikahan

Sabtu, 10 Desember 2022 12:0

ILUSTRASI - Pernikahan Ratu Victoria dan Albert dari Saxe-Coburg. / Foto:Kaskus

IDENESIA.CO - Sebuh pernikahan pasti yang terpikirkan adalah gaun yang dipakai oleh pengantin wanita, kebanyakan gaun tersebut bewarna putih.  Gaun yang dikenakan pengantin wanita pasti menjadi sorotan seluruh undangan.

Ternyata makna dari warna putih itu ada pada sejarah panjang, Pada abad pertengahan, misalnya, pengantin wanita memilih gaun berwarna pelangi dalam berbagai nuansa seperti kuning, oranye, dan merah. Pada saat itu, pernikahan berfungsi sebagai aliansi antara keluarga, bisnis, atau negara. Oleh karena itu, pengantin diharapkan untuk berbusana sesuai status sosial mereka. Perempuan dari keluarga kaya mengenakan gaun yang berani, bergaya kuno, dan warna-warni. Hiasan bulu-bulu biasanya dipakai oleh pengantin kaya.

Sementara pengantin miskin cukup mengenakan sunday best dress, atau gaun yang biasa dipakai untuk ke gereja. Gaun pernikahan berwarna putih pertama kali dipakai oleh adalah Princess Philippa dari Inggris, pada tahun 1406. Namun setelah itu pun, gaun putih masih sangat jarang dipakai. Pada tahun 1500-an, biru adalah warna yang dominan, dengan bagian leher tertutup dan menggunakan ornamen yang sangat langka.

Pada tahun 1600, tren bergulir menjadi gaun merah. Pada tahun 1700-an, nuansa warna ungu, pink, dan violet beserta korset dalam nuansa pastel pucat merupakan hal yang sangat modis. Putih kembali menjadi andalan untuk gaun pernikahan setelah tahun 1840.

Pernikahan Ratu Victoria dengan Albert dari Saxe-Coburg memiliki pengaruh yang besar dalam hal ini. Victoria memilih warna putih karena dia ingin membuktikan, dia dapat memimpin rakyatnya menuju penghematan. Sebab, saat itu, putih adalah warna yang paling murah, karena tidak perlu menggunakan pewarna untuk melukis kain. Selain itu, Ratu memiliki alasan lain, yakni tidak ingin mengubah renda putih yang sudah dipesan.

Setelah itu, meski banyak pengantin terus berpakaian dalam warna lain, Ratu telah meluncurkan sebuah tren yang secara bertahap menjadi trademark gaun pengantin pada hari ini. Tak seperti perkiraan orang, gaun putih bukanlah suatu perlambang kesucian. Di era ini, lebih dari 75% gaun pernikahan berwarna putih.

Namun, dibanyak negara, putih bukanlah warna keberuntungan. Di Tiongkok, sebuah gaun pernikahan boleh berwarna lain selain putih. Pasalnya, bagi warga Tionghoa, putih melambangkan kesedihan dan kemalangan. Dikatakan bahwa ketika pengantin memilih untuk memakai baju putih, itu artinya orangtua mempelai menentang pernikahan itu. Lain lagi, di India, dapat diterima untuk mengenakan gaun pengantin putih, hanya jika diberikan aplikasi warna yang berbeda. Sebab, gaun putih menyeluruh dipercaya dapat mendatangkan ketidakbahagiaan. 

(Redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat